Breastfeeding Father, Dukung Keberhasilan Menyusui

Breastfeeding Father, Dukung Keberhasilan Menyusui

Mengurus, mengasuh, mendidik dan membesarkan anak adalah kewajiban bersama ayah dan ibu. Oleh karena itu, segala hal yang menunjang keberhasilan pengasuhan anak harus diupayakan bersama oleh ayah dan ibu dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab serta cinta kasih.

Peran penting ayah adalah memberikan dukungan spiritual, moral, emosional dan fisik kepada ibu. Keterlibatan ayah dalam memberikan dukungan bagi ibu yang tengah menyusui bayi sangat menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let down reflex) yang dipengaruhi emosi ibu..

Breastfeeding father memang bukan mengalihkan agenda menyusui kepada ayah yang tidak memiliki kelenjar susu, melainkan penekanan partisipasi ayah dalam proses pemberian ASI. 

Apakah  Breastfeeding Father?

Ayah ASI (breastfeeding father) adalah keterlibatan ayah dalam memberikan dukungan emosional dan fisik kepada ibu menyusui sehingga  turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let down reflex) yang dipengaruhi emosi ibu.

Menjadi breastfeeding father itu wajib, sebab menyusui adalah kegiatan yang melibatkan ibu dan ayah. Tentu saja ayah tidak bisa menyusui bayi seperti yang dilakukan ibu. Tapi ayahpasti bisa berperan aktif dalam proses menyusui.

Apa Saja Peran Ayah Saat Ibu Menyusui ?

Ayah mempunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan menyusui karena ayah akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (milk let down reflex) yang sangat dipengaruhi oleh emosi atau perasaan ibu (Roesli 2000). Selain itu, menurut WABA (2006) seringkali ibu cenderung ingin menyusui dan merasa percaya diri apabila mendapat dukungan dari ayah.

  1. Menciptakan suasana positif.

Hal pertama yang bisa dilakukan ayah untuk menyukseskan menyusui adalah dengan menciptakan atmostir menyusui yang positif. Jadi tidak hanya setuju dengan istri menyusui bayi, tapi dia juga akan menciptakan suasana yang mendukung istri untuk menyusui. Pandangan ini akan mempengaruhi pasangan dalam membuat prioritas untuk istri dan bayi. Misalnya saat ketika akan bepergian akan mencari tempat yang menyediakan ruang laktasi sehingga  bayi akan tetap bisa menyusu pada sang ibu. Selain itu, kendala yang biasa dialami ibu saat menyusui adalah hilang kepercayaan diri kalau dia bisa menyusui. Bila sang ayah sampai mengatakan “Sepertinya bayi masih lapar, mungkin perlu tambahan susu formula” bisa runtuh kepercayaan diri untuk menyusui. Suami adalah orang yang dipercaya istri, jadi suami harus ingat untuk bersikap positif selama istri menyusui. 

2. Memberikan dukungan dan semangat.

Menyusui tidak hanya melelahkan secara fisik, tapi secara emosional juga menuntut. Apalagi pada masa awal menyusui ibu menghadapi banyak kendala, ASI tidak keluar bahkan bisa sampai mengalami baby blues. Istri membutuhkan dukungan dan semangat dari pasangan. Hujani istri dengan pujian, penghargaan atas usahanya, dan kata-kata yang bisa membangkitkan semangat istri untuk tidak menyerah dan berhenti menyusui. 

Bagaimana cara menjadi Ayah ASI ?

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh seorang ayah untuk menyukseskan pemberian ASI untuk buah hati tercinta, diantaranya adalah :

  1. Menjadi ‘cheerleader’ untuk istri saat menyusui.

Hal ini akan membuat ibu lebih rileks dan ASI pun menjadi lebih lancar.  Saat ibu senang, hormon prolaktin dan oksitosin yang penting untuk produksi ASI akan bekerja lebih baik. Berikan pesan singkat berisi kata-kata mesra di siang hari, kejutan kecil ataupun sekadar memandikan anak tanpa disuruh. Semua itu bisa memberikan ibu kebahagiaan tersendiri.

2. Menjadi juru bicara dan pelindung. 

Disinilah ayah berperan menjadi ‘benteng’ pertahanan bunda dari ‘serangan’ mitos-mitos. Carilah informasi sebanyak-banyaknya kepada ahlinya. Bergabunglah dengan kelompok pendukung ASI. Jika istri bekerja, jangan sungkan bicara dengan atasannya agar istri diberikan waktu, kalau perlu tempat khusus, untuk memompa ASI. Biarkan semua orang tahu istri kita sedang menyusui.

3. Menjadi manajer yang baik. 

Proses menyusui akan lebih mudah dengan mengatur persediaan ASI perahan (ASIP).  Ayah bisa memulai mengaturnya dengan membuat daftar apa saja yang diperlukan untuk menyimpan ASI, diantaranya mencari stok botol dan memberikan label tanggal ASI masuk freezer. Temani istri saat sedang memompa di malam hari dan selalu ingatkan istri untuk memompa ASI. Ayah adalah manajer logistik ASIP.

4. Menjadi orangtua yang sebenarnya. 

Tugas ayah bukan sekedar pengambil keputusan atau pencari nafkah. Namun juga harus terlibat total dalam urusan rumah tangga. Mulai dari mengurusi anak hingga belanja keperluan keluarga. Bayangkan ibu menyusui harus bertahan kurang lebih 15 menit di posisi yang sama selama 2-3 jam sekali. Proses yang cukup melelahkan ini butuh seorang super ayah yang ikut intervensi urusan rumah.

5. Be a Google! 

Jangan hanya istri yang cari tahu informasi tentang ASI. Alangkah baiknya jika Ayah juga bisa menjadi sumber informasi. Buatlah daftar pertanyaan dari istri di pagi hari sebelum berangkat ke kantor, dan ketika pulang ke rumah, sudah siap dengan segudang jawaban. Diskusikan dengan istri jawaban-jawaban itu.

6. Tidak egois

Prioritas seorang suami adalah keluarganya, bukan pekerjaan apalagi hobi. Dan tugas suami tidak selesai ketika sejumlah uang ditransfer ke rekening istri. Tugas seorang ayah juga tidak selesai hanya ketika membelikan mainan pada anak atau mengajaknya jalan-jalan ke mall. Jadilah bagian dari keluarga dengan seutuhnya, bukan sekadar ATM berjalan. 

7. Bijaksana. 

Tahan emosi saat menghadapi lingkungan yang terlalu fleksibel soal ASI. Cari dan beri pemahaman dengan cara yang tepat, santai dan bijaksana pada orangtua, mertua, dll. Tempelkan kertas-kertas berisi informasi tentang ASI di kulkas, jadi secara tidak langsung mereka juga bisa membacanya. Letakkan buku-buku tentang ASI di tempat yang mudah terlihat agar mereka bisa ikut membacanya.

8. Beri motivasi, bukan paksaan. 

Kadang istri bisa menjadi emosional, merasa lelah, lalu ingin berhenti menyusui. Dalam kondisi seperti ini, jadilah pendengar yang baik, pahami kesulitan istri, ajak istirahat sejenak dan nikmati waktu romantis berdua. Terus yakinkan ia bahwa ASI adalah yang terbaik untuk buah hati. Bisikan kata-kata lembut seperti “Baby, don’t give up. I’m with you” sambil tersenyum.

9. Lepaskan beban. 

Jangan menjadikan dukungan terhadap proses menyusui sebagai beban. Mendampingi istri menyusui adalah bagian dari kewajiban alamiah seorang suami sekaligus tanggung jawab ayah pada anaknya. Belajarlah bersama-sama dengan istri.

10. Berbagi.

Jangan menutup diri dan buka jaringan pergaulan serta informasi seluas-luasnya. Sharing membuat  Anda semakin memahami persoalan, dan belajar lebih banyak tentang suatu hal dengan dimensi dan perspektif beragam.

Menjadi ayah tidak melulu urusan mencari nafkah, menjadi breastfeeding father yang terlibat dalam pengasuhan dan menyusui anak juga turut menjadi langkah penting menjadi ayah teladan.

Ayo para Ayah segera ambil bagian menjadi breastfeeding father, dukung keberhasilan menyusui dan Pekan ASI. Efeknya, bayi pun mendapatkan semua manfaat ASI yang dibutuhkan untuk hidupnya di masa kini dan masa depan nanti.

Editor : Reny Yuli Aspiani., S.Kep., Ns., M.Pd

Referensi :

http://journal.wima.ac.id/index.php/NERS/article

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *