Peran Keluarga Dalam Upaya Deteksi Dini dan Pencegahan Balita Wasting

Peran Keluarga Dalam Upaya Deteksi Dini dan Pencegahan Balita Wasting

Muhammad Johansyah, S.Gz.,MPH

Kasi Gizi dan Promkes Dinas Kesehatan Provinsi NTB

Gizi buruk dan gizi kurang memiliki dimensi yang sangat luas, baik penyebab maupun akibatnya. Disampaikan oleh bapak Muhammad Johansyah, S.Gz. MPH kasi Gizi dan Promkes dinas Kesehatan provinsi NTB yang langsung ikut turun pada saat pelatihan pita LiLA keluarga bagi kader di desa Bentek pada tanggal 22 Juni 2022 meskipun saat ini angka gizi buruk di NTB trendnya semakin menurun namun hal ini tidak boleh membuat kita lengah, pencapaian penurunan stunting untuk tahun 2021 di provinsi NTB sebesar 19,23 % dari target 21,10% masih dibutuhkan kerja keras semua pihak agar NTB dapat terus menekan angka strunting dan meningkatkan status gizi balita, oleh karena itu dalam upaya menangani masalah balita wasting pemerintah provinsi NTB bekerja sama dengan UNICEF melaksanakan program Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) sejak tahun 2019. Program ini merupakan suatu pendekatan pencegahan dan tata laksana gizi buruk yang terdiri dari 4 komponen, yaitu mobilisasi masyarakat, tata laksana balita gizi buruk tanpa komplikasi medis di layanan rawat jalan, tata laksana balita gizi buruk dengan komplikasi medis di layanan rawat inap dan pemberian konseling dan/atau makanan tambahan untuk balita gizi kurang.

Disampaikan juga bahwa peranan kader sangat penting terutama untuk memberdayakan keluarga (ayah/ibu/pengasuh anak usia 6-59 bulan) agar turut bertanggung jawab dan aktif dalam melakukan penapisan balita dan pendampingan balita rawat jalan hingga pulih. Melalui pelatihan pita LiLA Keluarga sebagai upaya pencegahan, deteksi dini dan rujukan balita wasting bagi kader di desa Bentek diharapkan kader dapat melakukan penemuan kasus secara aktif dengan mendorong orang tua melalukan pengukuran LiLA secara mandiri kepada balita mereka usia 6-59 bulan, identifikasi balita dengan hambatan pertumbuhan, pemeriksaan pitting edema bilateral dan mengenali balita yang kurus dan terus meminta mereka tetap datang ke posyandu.

Upaya yang dilakukan oleh dinas Kesehatan provinsi NTB melalui bidang gizi dan promkes untuk menyebarkan informasi dan edukasi mengenai balita wasting, upaya pencegahan maupun penanganannya dapat dilakukan melalui media penyiaran “podcast” yang telah disiapkan oleh dinas Kesehatan provinsi NTB dan dapat menjangkau semua kabupaten/kota di NTB dan dapat dihubungkan dengan media sosial yang marak digunakan oleh masyarakat seperti FB, IG dan web.

Terakhir beliau mengungkapkan harapannya untuk mencegah gizi buruk pada balita  “marilah kita Bersama-sama melakukan upaya perbaikan status gizi balita kita semua pihak harus mengambil bagian karena kita tidak dapat melakukannya secara sendiri – sendiri dan saya menyampaikan terima kasih saya yang mendalam kepada UNICEF yang terus berupaya dan bekerja Bersama pemerintah provinsi NTB untuk melakukan deteksi dini, pencegahan dan penanganan bagi balita wasting di NTB”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *