Ramadhan 1441 H dalam Suasana Wabah COVID-19

Ramadhan 1441 H dalam Suasana Wabah COVID-19

Puasa merupakan salah satu dari rukun islam, kaum muslimin wajib menjalankan ibadah puasa ini. Puasa memang kegiatan yang tidak hanya ada di Bulan Ramadhan saja, banyak juga puasa sunnah yang dilakukan diluar Bulan Ramadhan. Menurut syariat puasa ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa ( seperti halnya makan, minum, bersetubuh, dll ) semenjak mulai terbitnya fajar sampai dengan terbenamnya matahari, disertai niat ibadah kepada Allah, SWT. Puasa juga merupaka awal untuk memperbaharui jiwa kita yang telah terjangkiti penyakit, baik fisik maupun mental. Jadi puasa bisa menghadirkan kesehatan yang paripurna bagi fisik dan mental. Pada dasarnya orang yang berpuasa itu hanya melewatkan saat makan siang dan mempercepat waktu makan pagi. Orang yang berpuasa hanya tidak minum selama 8 sampai 10 jam dan itu tidak membahayakan kesehatan dan tidak menyebabkan dehidrasi yang buruk bagi tubuh manusia. Sebaliknya, dehidrasi ringan dan penyimpanan air dalam tubuh bisa meningkatkan kesempatan hidup.

Ramadhan Tahun 1441 H, beberapa hari lagi akan tiba. Bulan yang penuh berkah yang dinantikan oleh semua kaum muslimin untuk dapat memasukinya dan merasakan nikmatnya beribadah di dalam bulan Ramadhan. Tapi tahun ini, kita menyambut datangnya Bulan Ramadhan 1441 H dengan suasana yang berbeda, wabah Covid-19 sedang mengancam keberadaan kita semua umat manusia. Di seluruh pelosok negeri. Selayaknya kita menyambut dengan bahagia dan suka cita. Berbagai kemuliaan yang ada di dalam bulan ini, semua muslim berbondong-bondong menyiapkan agar meraih kemuliaan itu. Namun semangat untuk meraih kemuliaan dengan berbagai amalan ibadah itu, harus diimbangi juga dengan perilaku dan pola hidup yang sehat. Sudah banyak himbauan, saran dan nasehat yang disampaikan oleh Pemerintah, ulama, para pakar kesehatan untuk kita selalu tetap waspada dan berhati-hati dalam masa Covid-19 ini. Jangan sampai di Bulan Ramadhan yang kita nanti-nantikan, justru kita jatuh sakit. Saat puasa Ramadan, beberapa keluhan kesehatan yang kerap menghampiri, seperti sembelit dan dehidrasi. Keluhan tersebut biasanya karena kurang asupan serat, air, serta terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang digoreng

Keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan. Sebagai perawat profesional harus mampu memberikan pelayanan kesehatan, memperhatikan kebutuhan dasar manusia (KDM), dan mampu memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis dan spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat. Dorothea Orem dalam Teori Self Care dengan tindakan yang matang dan mementingkan orang lain yang mempunyai potensi untuk berkembang, serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki agar dapat menggunakan secara tepat, nyata dan Valid untuk mempertahankan fungsi dan berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkungan, Self Care digunakan untuk mengontrol atau faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi aktifitas seseorang untuk menjalankan fungsinya dan berperanan untuk mencapai kesejahteraannya. Maka dalam kondisi lingkungan eksternal seperti situasi wabah Covid-19, diharapkan kita semua, khususnya kaum muslimin dalam menjalankan ibadah puasa nantinya dapat meningkatkan kemampuan adaptasinya secara internal untuk tetap menjaga kesehatan dan meningkatkan ketahanan diri dengan perilaku dan pola hidup yang sehat.

Dampak positif lain bagi tubuh, puasa bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah. Puasa dapat menjaga perut yang penuh disebabkan banyak makan adalah penyebab utama kepada bermacam-macam penyakit terutamanya kegendutan yang menyebabkan timbulnya penyakit lain. Maka puasalah satu-satunya cara yang dapat memelihara anggota badan daripada semua penyakit karena melaluinya unsur-unsur racun di dalam makanan dapat dinetralkan setelah berpadu di antara satu sama lain.

Puasa ditinjau dari kesehatan fisik, banyak mengandung hikmah atau manfaat. Nabi Muhammad SAW, bersabda,“Berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat”. Manfaat puasa bagi kesehatan dapat dibuktikan secara empiris ilmiah, meski harus menahan makan dan minum sekitar 12-24 jam. Apabila orang lapar, perutnya akan memberikan refleks ke otak secara fisiologis. Dengan adanya pemberitahuan tadi, otak akan memerintahkan kelenjar perut untuk mengeluarkan enzim pencernaan. Zat inilah yang akan menimbulkan rasa nyeri, khususnya bagi penderita maag. Tapi, bagi orang yang berpuasa, rasa sakit tersebut tak timbul karena otak tidak memerintah kepada kelenjar perut untuk mengeluarkan enzim tadi.

Pengaruh mekanisme puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek kesehatan, diantaranya yaitu :

  1. Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan, Pada hari-hari ketika tidak sedang berpuasa, alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras, oleh karena itu sudah sepantasnya alat pencernaan diberi kesempatan istirahat.
  2. Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi). Dengan puasa, berarti membatasi kalori yang masuk dalam tubuh, sehingga menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang bersifat racun dan karsinogen dan mengeluarkannya dari dalam tubuh.
  3. Menambah jumlah sel darah putih. Sel darah putih berfungsi untuk menangkal serangan penyakit sehingga dengan penambahan sel darah putih secara otomatis dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  4. Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh, Memperbaiki fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh,
  5. Meningkatkan fungsi organ tubuh

Puasa juga mencegah lebih banyak lagi zat racun yang memasuki tubuh. Organ hati dalam hal ini bisa melakukan metabolisme dan pengeluaran racun secara lebih efektif. Sistem kekebalan tubuh juga rehat dari tugas mengusir racun yang berasal dari makanan, air maupun udara.

Selain hukumnya wajib, puasa juga dapat menjadi sarana latihan agar mampu mengendalikan diri, menyesuaikan diri, serta sabar terhadap dorongan-dorongan atau impuls-impuls agresivitas yang datang dari dalam diri.“Ini merupakan salah satu hikmah puasa di bidang kesehatan jiwa,” kata Dr. H. Dadang Hawari. Contohnya mengeluarkan kata-kata kasar, tidak senonoh dan menyakitkan hati (verbal abuse). Salah satu ciri jiwa yang sehat adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri. Pengendalian diri atau self control amat penting bagi kesehatan jiwa sehingga daya tahan mental dalam menghadapi berbagai stress kehidupan meningkat karenanya. Saat berpuasa, kita berlatih kemampuan menyesuaikan diri terhadap tekanan tersebut, sehingga kita menjadi lebih sabar dan tahan terhadap berbagai tekanan.

Cara sehat saat berpuasa dalam artikel ini diambil dari beberapa uraian dari berbagai sumber bacaan, beberapa cara sehat saat kita berpuasa antara lain:

Jangan lewatkan sahur

Tidak sedikit orang yang melewatkan sahur agar bisa tidur lebih lama. Melewatkan sahur tidak dianjurkan sama sekali. Makanlah yang benar saat sahur dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan serat. Serta jangan lupa minum agar terhidrasi sepanjang hari. Usahakan untuk bersantap sahur mendekati saat imsak.

Penuhi kebutuhan cairan, dengan minum yang cukup

Enam puluh persen tubuh kita terdiri dari air, dan kita membutuhkan jumlah yang sama dengan air yang terbuang saat kita berpuasa. Untuk itu minumlah teratur di malam hari dan selama sahur, guna membantu kita tetap waspada dan terhidrasi. Hidrasi adalah hal terpenting yang harus diatasi dalam puasa Ramadhan. Sebelum dan sesudah berpuasa, ingatlah untuk meminum air yang cukup, yaitu dengan minum air 1,5 – 2 liter atau setara dengan 8-10 gelas perhari. Minum air yang cukup ini bertujuan untuk mengatasi hidrasi dalam tubuh. Meskipun dalam hal ini tidak merasa haus, apalagi para lansia yang seringkali tidak merasa haus meski baru minum sedikit. Namun, untuk menjaga kesehatan, pola minum  seperti harus dijaga. Minum air di sini juga tidak terbatas hanya air putih saja, tetapi juga air lainnya seperti  jus buah, teh, susu bahkan kuah sayur.

Konsumsi kurma saat berbuka secara proporsional

Biasakan menyantap satu sampai tiga butir kurma dan meminum segelas air putih terlebih dahulu begitu adzan Maghrib berkumandang. Buah kurma merupakan salah satu makanan yang berkhasiat untuk mengembalikan energi, kurma kaya kandungan zat gizi seperti magnesium, kalium, niasin dan serat. Berbagai masakan dan makanan khas ramadhan seringkali menggoda untuk disantap saat berbuka. Untuk menjaga proporsi tersebut, makanlah secara bertahap, kemudian shalat maghrib dan dilanjutkan dengan makanan pokok. Jangan langsung menyantap makanan besar setelah kelaparan sepanjang hari, karena malah akan mengkonsumsi lebih banyak kalori.

Makan makanan seimbang

Pastikan piring kita memenuhi semua kelompok makanan yang diperlukan, tapi tidak dalam kadar yang berlebihan. Misalnya saja nasi merah, ayam, tahu, tempe, sayuran, buah-buahan, dan segelas air putih. Tiga keluhan yang kerap terjadi di bulan Ramadan tidak akan kita rasakan. Lebih baik menerapkan pola diet sehat pada saat berbuka. Jangan berlebihan memakan makanan yang manis karena selain tidak memuaskan rasa lapar, hal itu juga mengganggu pola makan. Makanan yang berlebih selain mengganggu metabolisme tubuh justru menyebabkan ngantuk dan akan menganggu saat shalat tarawih. Buka puasa seharusnya tidak identik dengan makan berlebihan.

Hindari kafein

Kafein bersifat diuretik yang membuat kita lebih sering buang air kecil, sehingga cairan dalam tubuh cepat hilang. Cobalah mengurangi minuman berkafein secara berlebihan selama bulan Ramadan.

Agar terhindar dari kenaikan berat badan selama puasa, energi yang dikeluarkan harus lebih banyak daripada energi yang masuk. Lebih baik minum segelas air putih atau infused water agar mendapatkan manfaatnya.

Tidur yang cukup

Karena kita akan bangun untuk sahur, usahakan untuk tidur lebih cepat dari biasanya. Kurang tidur mempengaruhi kinerja otak  dan dapat menyebabkan sejumlah penyakit dalam jangka panjang, serta risiko obesitas mengintai. Apabila situasi memungkinkan, usahakan untuk tidur siang sesaat untuk mengumpulkan energi yaitu qailulah dan hindari sinar matahari untuk mencegah dehidrasi.  Tidur sesaat waktu siang berguna untuk menghindari keluarnya keringat secara berlebihan. Selain itu, tidur ini merupakan salah satu sunnah nabi.

Atur waktu olahraga

Sebaiknya tidak melakukan olah raga yang terlalu keras selama bulan ramadhan. Kalau ingin berolahraga cukup dilakukan sejam sampai setengah jam sebelum berbuka puasa di sore hari.

Jangan menghentikan pengobatan tanpa nasihat medis

Apabila sedang dalam pengobatan tetap mengikuti pola pengobatan, makan dan minum seperti hari biasa. cobalah meminta saran dari dokter dan ustadz karena tidak harus berpuasa Ramadan dalam masa  perawatan jika hal itu membawa risiko pada kesehatan.

Membatalkan puasa jika terjadi masalah kesehatan

Bila mengalami masalah medis selama sehari dan tidak dapat pulih dengan cepat, mungkin sebaiknya tidak berpuasa sehari atau lebih. Puasa yang ditinggalkan dapat diganti pada hari lain sebelum Ramadhan berikutnya. Jangan sampai puasa kita justru tidak memberikan faedah dan menimbulkan mudharot. Kesehatan tetap perlu dijaga.

Itulah ulasan cara sehat saat berpuasa dalam Bulan Ramadhan 1441 H dalam suasana wabah Covid-19. Semoga tetap bisa menjaga kesehatan dan dapat melaksanakan amal ibadah wajib dan sunnah dalam bulan yang mulia dan penuh keberkahan. Aamiin Allahumma Aamiin.

Oleh : H. Mulyadi Fadjar, S.Kp., M.Kes.,
Widyaiswara Ahli Muda Bapelkes Provinsi NTB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *