Sosialisasi Dan Advokasi Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis dan Kecacingan
Penyakit kecacingan yang ditularkan melalui tanah atau Soil Transmitted Helminthiasis (STH) dan dikenal dengan istilah cacing perut masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di daerah beriklim tropis dengan sanitasi yang tidak adekuat dan kondisi yang tidak hiegenis. Tiga jenis cacing yang sering menginfeksi anak dan menyebabkan efek yang tidak baik untuk anak usia prasekolah atau sekolah adalah cacing gelang (ascaris Lumbricodeis), cacing tambang (Ancylostoma duedenale dan Necator Americanus), dan cacing cambuk (Trichuris trichiura).
Infeksi kecacingan menyebabkan morbiditas dan kadang menyebabkan kematian karena status gizi yang buruk, merusak kognitif, menimbulkan sindrom klinis yang terkait dengan migrasi cacing, obstruksi usus, radang usus besar dan dubur.Dari banyak survei prevalensi yang telah dilakukan di kabupaten/kota di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi kecacingan lebih dari 20%.Efek samping dari infeksi cacing usus diharapkan dapat dibatasi pada proporsi populasi yang lebih kecil yang memiliki densitas cacing yang tinggi termasuk filariasis, sehingga segmen populasi dapat dijangkau dengan pengobatan massal. Di wilayah endemis filariasis, anak usia sekolah dan prasekolah mendapat manfaat obat cacing dari kegiatan POPM filariasis, akan tetapi Provinsi NTB adalah salah satu daerah yang tidak endemis filariasis selain Bali dan Sulawesi Utara, sehingga untuk Provinsi NTB diperlukan upaya lain untuk pemberian obat cacing pada anak prasekolah dan sekolah.
Salah satu cara efektif pemberian obat cacing adalah dengan megintegrasikannya dengan program pemberian Vitamin A. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian obat cacing dengan vitamin A memberikan dampak terhadap peningkatan status kesehatan anak usia prasekolah. Anak yang bebas cacing akan meningkatkan status penyerapan Vitamin A dan zat besi. Pada anak usia sekolah, pemberian obat cacing diintegrasikan dalam program UKS. Untuk mengintegrasikan program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) maka dukungan dari berbagai pihak sangatlah penting.
Untuk mendapat dukungan dan tersosialisasinya POPM, maka pada tanggal 8 – 10 Mei 2017 dilaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Advokasi POPM Filariasis dan Kecacingan kepada petugas pengelola program filariasis dan kecacingan, lintas program dan lintas sektor anatara lain Dikpora Prov NTB, Depag Prov.NTB, Biro Kessos, dan Bappeda,di Hotel Aruna Senggigi. Narasumber Pusat diisi oleh Kepala Seksi Kecacingan pada Subdit Filariasis dan kecacingan, sedangkan narasumber provinsi diisi oleh Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, dan Kepala Seksi Pencegahan dan pengendalian Penyakit (P2P).
Hasil diskusi dengan pemegang program kabupaten/kota terungkap permasalahan-permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan program kegiatan, antara lain seringnya terjadi kekurangan stok obat, tingkat kehadiran balita di Posyandu yang rendah karena dibawa orang tuanya bekerja, masih ada orang tua memberikan obat cacing sendiri tetapi tidak melaporkan kepada petugas kesehatan di wilayahnya,dan pemberian obat cacing yang tidak serentak antara anak balita dan anak sekolah serta pencatatan dan pelaporan yang terlambat. Beberapa upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan perencanaan obat yang lebih baik, melakukan swepping bagi balita yang tidak hadir di Posyandu, mengusahakan pembagian obat cacing secara serentak dan melakukan koordinasi dengan lintas sektor.
Untuk rencana tindak lanjut disepakati beberapa hal :
- Pendistribusian obat cacing dilakukan pada minggu ke-2 Juni
- Kegiatan pemberian obat cacing terintegrasi di tingkat kabupaten/kota dengan melibatkan Depag, Dikpora dan lintas sektor terkait
- Pemberian obat cacing dilaksanakan pada Bulan Agustus bersama dengan pemberian Kapsul Vitamin A
- Apabila cakupan pengobatan belum tercapai, maka pengobatan dilanjutkan pada bulan Oktober dan November dengan kegiatan BIAS.
- Pengiriman sampel filariasis/kecacingan untuk rujukan dikirim ke alamat Dinas Kesehatan Provinsi NTB