Bapelkes NTB Bedah Kematian Bayi

Bapelkes NTB Bedah Kematian Bayi

Kematian bayi masih menjadi il problema principale (masalah utama) di Indonesia, selain masalah pengendalian Stunting, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Germas, dan Tata Kelola Sistem Kesehatan (Rakerkesnas 2020). Menurut SDKI 2017 di Indonesia AKB sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup. Di NTB, kematian bayi juga masih menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas. Tahun 2017 tercatat 926 bayi meninggal di NTB.

Untuk membedah masalah ini, Bapelkes melanjutkan serie ke-2 diskusi daring melalui tajuk acara B-Share’i (Bincang dan Sharing Ilmu) pada tanggal 11 Agustus 2020, dengan narasumber utama dr. I Gusti Ayu Rai Astarini, M.Kes. Widyaiswara Ahli Madya Bapelkes ini secara spesifik mengangkat judul “Pemantauan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis Keluarga”. Mengapa keluarga ? Data menunjukkan 31 % kematian bayi itu disebabkan keterlambatan merujuk. Keluarga tidak dapat mendeteksi secara dini potensi keterlambatan penanganan. Karena itulah dikembangkan satu system pemantauan kesehatan bayi baru lahir berbasis keluarga, yang merupakan kerjasama antara Dikes Provinsi NTB, UNICEF dan IAKMI.

Dalam system pemantauan kesehatan bayi baru lahir ini, keluarga diberdayakan untuk bisa mengenal secara dini potensi masalah kesehatan pada bayinya. Keluarga dibekali dengan instrument sederhana (formulir). Dengan berjalannya system ini diharapkan menjadi awal yang baik bagi penguatan system surveilans kesehatan neonatal berbasis masyarakat, yang pada akhirnya dapat menurunkan kasus-kasus kematian bayi di NTB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *