Dinas Kesehatan Katingan Lakukan Studi Banding di Dinkes NTB
Bertempat di Aula Bhakti Husada, Dinas Kesehatan Provinsi NTB menerima kunjungan Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan, Kalimatan Tengah, Senin (5/8) dalam rangka studi banding.
Kunjungan ini diterima langsung oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), I Gusti Ayu Astiti Dewi, SKM., M.Kes, dan Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan (Kesling), Rizal Smith, ST.,M.Kes. Dalam sambutannya Kabid Kesmas berterima kasih karena Pemerintah Kabupaten Katingan telah memilih Dinas Kesehatan Provinsi NTB sebagai tempat studi banding.
“Setiap daerah memiliki tantangan masing-masing terkait isu kesehatan masyarakat, mulai dari stunting, TBC hingga Penyakit Tidak Menular (PTM). Dinas Kesehatan Provinsi NTB sendiri terus membangun komunikasi dan kerja sama lintas sektor agar tantangan yang kami hadapi dapat diselesaikan bersama-sama” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan menyampaikan tantangan yang dihadapi berkaitan dengan isu kesehatan di daerahnya. Terutama penduduk yang berada di pinggiran sungai dan pantai yang masih bermasalah dengan buang air besar sembarangan.
Capaian SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) Kab. Katingan baru mencapai 82,8 persen. Studi Banding ke Dinkes NTB diharapkan dapat menjadi media untuk saling berbagi masukan dan saran. Pemerintah Kabupaten Katingan sudah melakukan berbagai upaya dalam rangka meningkatkan capaian SBS, salah satunya dengan menggunakan TTG (Teknologi Tepat Guna) tangki septic.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Seksi Kesling Dinkes NTB menyampaikan beberapa point sebagai berikut:
- Perlu mengandalkan asosiasi kepala desa yang betul-betul aktif dan mau menyelesaikan permasalahan BABS (Buang Air Besar Sembarangan) dan tidak terlepas dari kerja sama dengan masyarakat.
- Menyiapkan data by name by adress yang valid dan memetakan data tersebut sesuai dengan permasalahan yang dihadapi masing-masing KK (Kepala Keluarga).
- Adanya komitmen untuk menyelesaikan sisa KK yang masih BABS di tahun yang sudah disepakati bersama
- Dukungan regulasi mulai dari pergub BASNO (Buang Air Besar Sembarangan Nol), penyusunan dokumen roadmap percepatan BASNO, Roadmap menuju sanitasi aman dll
- Mengawal pada anggaran pada saat musrenbang desa, agar pembangunan sanitasi dapat termuat pada saat penggaran
- Sampai saat ini memang belum ada sangsi bagi desa yang belum menyelsaikan komitmen atau melanggar regulasi tapi prov. NTB justru memberikan reward kepada desa/kelurahan dan kabupaten/kota yang berhasil mencapai ODF (Open Defecatin Free)
- Standar pada STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) untuk pilar 4 dan 5 hampir sama, pilar 4 pengelolaan sampah rumah tangga yaitu tersedianya tempat sampah dan tidak ada sampah yang berserakan di pekarangan rumah, sedangkan pilar 5 yaitu pengelolaan limbah cair rumah tangga yaitu tersedianya tempat pengolahan limbah cair dan tidak ada genangan dipekarangan rumah.
- Setelah 5 pilar STBM masih ada STBM berkelanjutan yaitu penajaman dari STBM itu sendiri
- Strategi KKS (Kabupaten Kota Sehat):
- Mengadvokasi OPD (Organisasi Perangkat Daerah) pemangku 9 tatanan yang ada di KKS, agar OPD dapat memahami tupoksi pada masing-masing tatanan tersebut.