Dinkes NTB Gelar Pelatihan Orientasi Deteksi Dini dan Penanganan Kesehatan Jiwa Bagi Petugas Petugas Kesehatan
Masalah kesehatan jiwa di Indonesia cukup besar. Saat ini gangguan jiwa menduduki nomor 2 terbesar penyebab beban disabilitas akibat penyakit berdasarkan YLD (years lived with disability). Depresi sendiri merupakan peringkat ke 8 penyebab beban utama akibat penyakit berdasarkan DALY’s (disability-adjusted life year), sedangkan usia terbanyak yang dipengaruhi adalah usia produktif antara 15-45 tahun (The Global Burden of Disease Study, 2010).
Masalah kesehatan jiwa dapat menimbulkan dampak sosial seperti kekerasan rumah tangga dan masyarakat umum, bunuh diri, penyalahgunaan Napza, masalah pendidikan, pekerjaan bahkan mengurangi produktivitas secara signifikan. Namun kesenjangan pengobatan (treatment gap) antara masyarakat yang membutuhkan layanan dan yang mendapatkan layanan kesehatan jiwa di Indonesia sangat besar yaitu lebih dari 90%. Hal ini berarti bahwa hanya kurang dari 10% pasien gangguan jiwa mendapatkan pengobatan .
Kesenjangan pengobatan tersebut antara lain disebabkan adanya hambatan dalam akses layanan kesehatan jiwa. Kondisi yang terjadi saat ini adalah terdapatnya beban yang sangat besar di RSJ/RS rujukan utama (layanan tersier) di Indonesia, meskipun sebagian dari kasus tersebut sebenarnya dapat ditangani di pelayanan kesehatan primer.
Layanan kesehatan primer di Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai ujung tombak layanan kesehatan di masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam penyediaan layanan kesehatan jiwa yang terpadu dengan layanan kesehatan umum. Namun terbatasnya sumber daya kesehatan terlatih jiwa merupakan salah satu masalah yang perlu diatasi.
Untuk itu Dinas Kesehatan Provinsi NTB melalui Seksi P2PTM, Keswa dan Napza Bidang P2P menyelenggarakan Pelatihan Orientasi Deteksi Dini dan Peningkatan Kesehatan Jiwa Bagi Petugas Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Se- NTB selama 3 hari mulai tanggal 20 – 22 Oktober 2021 di Hotel Aruna Senggigi dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS.
Kegiatan ini diikuti oleh 48 orang peserta yang berasal dari 10 Kabupaten/Kota yang terdiri dari dokter umum, perawat dan pengelola program jwa yang belum pernah dilatih sebelumnya dan peserta provinsi berasal dari lintas program dan lintas sektor (BPJS, RSJ Mutiara Sukma dan Biro Kesra Setda NTB).
Dengan dilaksanakan kegiatan ini diharapkan nakes yang berada di garda terdepan dapat melakukan penatalaksanaan kasus gangguan jiwa yang ada di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).