Dinkes NTB Gelar Pertemuan Orientasi Gizi Dalam Bencana
Gempa bumi yang melanda pulau lombok pada 5 Agustus 2018 lalu merupakan gempa utama dari rangkaian gempa bumi di pulau Lombok sejak gempa awalan 6,4 akhir Juli 2018. Kejadian gempa bumi yang tejadi merupakan bencana di Provinsi NTB yang perlu diantisipasi, karena NTB juga berada di jalur Cincin Api. Gempa tersebut menimbulkan korban sebanyak 2011 orang (564 jiwa meninggal dan 1447 orang luka-luka).
Ancaman bencana dapat mengakibatkan berbagai macam jenis kerusakan termasuk kerusakan fisik seperti kerusakan bangunan dan akses jalan merupakan salah satu yang paling umum. Namun ada pula dampak yang juga sangat penting dan membahayakan, yakni akibat bencana terhadap status kesehatan dan gizi. Ancaman terhadap status kesehatan dan gizi sangat berpotensi untuk tidak terjaminnya keberlangsungan hak anak, seperti permasalahan gizi buruk dan lain-lain. Selain itu bencana juga dapat memperparah kondisi layanan gizi seperti terganggunya praktik pemberian makan bayi dan anak (PMBA) termasuk pemberian ASI dan MP-ASI sesuai anjuran.
Ancaman bencana juga sangat rentan sekali menyerang kelompok 1000 HPK. Oleh karena itu, sangat penting untuk setiap daerah, baik itu di level provinsi maupun di level kabupaten untuk memiliki standar dan perencanaan gizi dalam situasi bencana untuk melindungi kelompok rentan tersebut jika terjadi bencana di kemudian hari.
Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan “Pedoman Pelaksanaan Respon Gizi pada Masa Tanggap Darurat Bencana”. Secara garis besar, pedoman tersebut berisi langkah operasional dari setiap kegiatan gizi dalam kondisi bencana. Pedoman ini perlu dipahami oleh instansi terkait di level provinsi untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan rencana pernanggulangan termasuk rencana kontinjensi bencana pemerintah daerah. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan respon gizi, maka diharapkan rencana kontinjensi gizi dapat dikembangkan sebagai turunan dari rencana kontinjensi bencana provinsi dan rencana kontinjensi krisis kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi NTB bekerja sama dengan Perkumpulan Solusi Anak Bangsa (SOBAT) NTB didukung oleh UNICEF menyelenggarakan Pertemuan Orientasi Gizi Dalam Bencana secara online/daring selama 3 hari mulai tanggal 27 – 29 September 2021 di Aula Prima Husada dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM., MARS
Kegiatan ini diikuti oleh 60 orang peserta dari berbagai instansi diantaranya yaitu dari BAPPEDA, BPBD, DP3AP2AKB, Ketua Penggerak PKK, Ketua Pokja Stunting Provinsi NTB, Ketua Forum PRB Provinsi NTB dan Kabupaten/Kota, Ketua PERSAGI, Ketua IBI, Direktur RSUD, Ketua PMI, Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan 10 Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB dan 10 Kabupaten/Kota (bidang urusan kebencanaan), Ketua Peminatan Gizi FKM, Poltekes kemenkes Mataram, STIKES YARSI Mataram, Asosiasi Iu Menyusui Dini (AIMI) NTB, Dompet Dhuafa Provinsi NTB, Generasi Emas (GEN) NTB dann Konsultan Rencana Kontijensi Gizi Dalam Bencana Provinsi NTB dengan Narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Kementerian Kesehatan RI, Adminkes Ahli Muda, Wahana Visi NTB, PERSAGI NTB dan UNICEF. Dengan dilaksanakan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dasar mengenai respon gizi pada masa tanggap darurat bencana dan disepakatinya pembentukan Subklaster Gizi termasuk Tim Gerak Cepat (TGC) Gizi di Provinsi NTB serta adanya Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk kesiapsiagaan gizi bencana di tingkat Provinsi.