Diseminasi Hasil Temprature Monitoring Study (TMS) Tingkat Sub-Nasional

Diseminasi Hasil Temprature Monitoring Study (TMS) Tingkat Sub-Nasional

Clinton Health Access Initiative (CHAI) Indonesia bersama Kemenkes RI, Biofarma, Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dan Dinas Kesehatan Provinsi Bangka Belitung telah melakukan Temperature Monitoring Study (Studi Pemantauan Temperatur). Tujuan dari studi ini adalah mendokumentasikan termostabilitas dan kerentanan vaksin selama transportasi dan penyimpanan untuk pengembangan rekomendasi dan pemahaman petugas kesehatan.

Sesuai dengan rencana tindak lanjut dari diseminasi hasil studi di tingkat nasional, pada hari Kamis, 2 Juni 2022 diadakan pertemuan Diseminasi Hasil Studi Pemantauan Temperatur di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan melibatkan kabupaten/kota dan perwakilan puskesmas yang terlibat dalam studi ini.

Pertemuan diseminasi ini bertujuan untuk menyampaikan hasil analisa dan rekomendasi dari Studi Pemantauan Temperatur, mendiskusikan perhitungan perencanaan pengadaan kulkas vaksin level Puskesmas wilayah NTB, dan mendiskusikan rencana tindak lanjut sesuai hasil rekomendasi.

Pertemuan ini diselenggarakan di Hotel Merumatta, Senggigi, dan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS. Kemudian ​​Ketua Tim Kerja Sumber Daya Imunisasi, Dit. Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Lily Banonah Rivai, mempresentasikan Kebijakan Rencana Pemenuhan dan Pemeliharaan Rantai Dingin Vaksin Nasional yang dilanjutkan dengan presentasi Hasil Studi Pemantauan Temperatur oleh dr. Atiek Anartati dari CHAI.

Selanjutnya, perwakilan dari Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kemenkes memberikan paparan terkait hasil Cold Chain Equipment (CCE) Inventory dan pembaruan instrumen CCE yang dilanjutkan dengan simulasi CCE oleh perwakilan dari CHAI. Acara diseminasi ini kemudian ditutup dengan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL).


Kegiatan diseminasi ini akan berlangsung hingga Selasa, 7 Juni 2022 yang akan dirangkaikan dengan kegiatan Penyegaran dan Pelaksanaan Supervisi Suportif Imunisasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *