
Guna menekan serta menurunkan angka stunting, Pemerintah Provinsi NTB melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah meluncurkan Program Anakku Sehat dan Cerdas. Kabupaten Bima dan Lombok Tengah merupakan 2 dari 50 kabupaten terpilih dalam studi yang dilakukan oleh SEAMEO RECFON pada tahun 2018 dan tahun 2019.
Untuk itu, Dinas Kesehatan Provinsi NTB bekerjasama dengan Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) FK UI dan Mitra akademisi (Poltekes/Universitas) mengadakan diseminasi Pedoman Gizi Seimbang berbasis Pangan Lokal (PGS-PL), sekaligus sosialisasi program Anakku Sehat dan Cerdas, yang berlangsung pada Selasa (06/04/2021) untuk Kabupaten Bima dan pada hari Kamis (08/04/2021) untuk Kabupaten Lombok Tengah secara daring online.
Peserta pada kegiatan diseminasi ini berasal tim konvergensi stunting tingkat kabupaten dan provinsi yaitu Bapeda dan dari Organisasi Perangkat Daerah (Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Kominfotik, TP-PKK, BKKBN, DPC/DPD PERSAGI, Poltekkes, Kanwil Agama), dan menghadirkan narasumber dari perwakilan SEAMEO REFCON FK UI dan Mitra Akademisi.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan diseminasi hasil pengembangan PGS-PL untuk balita kepada pemerintah daerah di 50 kabupaten prioritas stunting serta melakukan sosialisasi program Anakku Sehat dan cerdas sebagai rekomendasi implementasi PGS-PL di tingkat daerah, menyusun roadmap sekaligus penentuan tim master of trainer (MOT) Program Anakku Sehat dan cerdas di tingkat kabupaten/kota.
Pada kesempatan itu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS., dalam sambutannya menyampaikan bahwa saat ini Provinsi NTB masih menghadapi masalah gizi baik mikro maupun makro, khususnya kejadian stunting pada balita. Hasil Riskesdas tahun 2018 sudah menunjukkan penurunan menjadi 33,49 % dari 45,2 % hasil Riskesdas pada tahun 2013 , akan tetapi masih harus kerja keras untuk memenuhi target renstra di tahun 2024 sebesar 14%.
Selanjutnya beliau menyampaikan untuk mencapai target renstra di tahun 2024 terkait penurunan stunting, upaya-upaya terus dilakukan baik sensitifitas maupun spesifisitas, terutama dalam memperbaiki tingkat konsumsi pangan masyarakat khususnya kepada balita.
Makanan padat gizi yang tersedia secara lokal ini perlu dipromosikan dalam upaya pencegahan dan penurunan permasalahan stunting dan wasting PGS-PL hasil studi SEAMEO RECFON mengidentifikasi sumber pangan lokal padat gizi khususnya protein hewani, sayur dan buah serta beberapa makanan tradisional yang dapat menjadi solusi dalam memenuhi asupan gizi yang bermasalah tersebut. Pemerintah provinsi NTB dalam upaya memperbaiki keadaan gizi masyarakat terutama penurunan kejadian stunting telah melaksanakan koordinasi terintegrasi penanggulangan stunting dengan OPD dan lintas program serta lintas sektor, melaksanakan orientasi petugas dalam penyediaan data stunting melalui kegiatan surveilans gizi melalui e-PPGBM (Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), melaksanakan distribusi PMT bumil KEK dan balita Kurus, melaksanakan distribusi Tablet Tambah Darah bagi remaja putri dan ibu hamil, melaksanakan distribusi vitamin A, melaksanakan monitoring dan evaluasi stunting di 10 kabupaten kota se NTB dan kabupaten/kota telah melaksanakan Aksi terintegrasi penanggulangan Stunting.
