Hari Anak Nasional KE 40 PJ Gubernur Tanggung Jawab Kita Menyiapkan SDM yang Berkualitas

Hari Anak Nasional KE 40 PJ Gubernur Tanggung Jawab Kita Menyiapkan SDM yang Berkualitas

Dalam rangka hari anak nasional yang ke-40 dengan mengusung tema “Suara Anak NTB Membangun NTB Hebat Menuju Indonesia Emas” PJ Gubernur NTB Hassanudin hadir dengan didampingi oleh Ketua TP PKK, Deasy Hassanudin, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Dr.dr.H.L.Hamzi Fikri, MM, MARS, Kepala BAPPEDA, kadis Dispora, kadis DP3AP2KB, Kadis Kominfotik dan Kepala OPD lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan di Taman Budaya Provinsi Nusa Tenggara Barat Kamis (15/8).

PJ Gubernur dalam sambutannya menyebutkan saat ini kita mendapatkan bonus demografi untuk menuju Indonesia emas tahun 2045 di NTB anak berjumlah 1.7 juta lebih ini sangat potensial karena 30% lebih dari penduduk di NTB.

Harapan kita kedepannya anak-anak ini yang nanti akan meneruskan estafet kegiatan-kegiatan yang saat ini sudah kita lakukan. Oleh karena itu kita mempunyai tanggungjawab moral untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan meningkatkan potensi-potensi yang ada pada mereka.

Laporan panitia oleh kepala DP3AP2KB Dra. Nunung Trianingsih,MM menyampaikan bahwa anak adalah calon pemimpin bangsa. Kegiatan ini adalah salah satu wujud pemenuhan hak anak. Hari anak nasional pada tahun ini mengusung tema Suara Anak NTB membangun NTB Hebat Menuju Indonesia Emas tema ini diambil atas dasar salah satu hak dasar anak adalah untuk berpartisipasi. Di NTB sendiri sudah diwujudkan salah satunya melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) khusus anak yang telah diinisiasi oleh BPPEDA Provinsi NTB.

Lebih lanjut beliau menyebut Permasalahan di NTB masih menjadi PR kita bersama seperti permasalahan kekerasan pada anak dan angka pernikahan anak di NTB yang mencapai 17.23% pada tahun 2023. Selain permasalahan tersebut ada juga masalah pekerja anak terutama di sektor pertanian dan pariwisata. Masalah lain yang tidak kalah penting adalah stunting.

Menangani hal tersebut sudah banyak dilakukan kerjasama salah satunya dengan organisasi perempuan di dunia usaha, media dan masyarakat namun hasilnya masih belum optimal. Lebih lanjut beliau menyebut usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi NTB sudah mendapat pengakuan dari pusat. Mengingat tahun 2023 provinsi NTB di nobatkan sebagai provinsi layak anak karena 10 kabupaten kota mendapat predikat layak anak.

Dalam kesempatan ini, Dinas Kesehatan Provinsi NTB melalui bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) turut memeriahkan acara puncak Hari Anak dengan kegiatan pemberian pelayanan kesehatan gratis dengan sasaran usia 6 <18 tahun. Jenis pelayanan yang di berikanan terdiri dari:

  1. Skrining kesehatan yang meliputi:
    a. Pemeriksaan tanda vital (dilakukan melalui pengukuran suhu tubuh dan tekanan darah (sistolik
    dan diastolik)). Hal ini bertujuan untuk mendeteksi adanya risiko infeksi dan hipertensi.
    b. Pemeriksaan status gizi (dilakukan melalui pengukuran antropometri dengan menggunakan indeks masa tubuh per umur (IMT/ U)) yang bertujuan untuk mendeteksi secara dini masalah gizi kurang dan gizi lebih
    c. Penilaian kesehatan reproduksi (meliputi : penilaian tentang pubertas dan masalah kesehatan reproduksi yang mungkin dialami pada masa pubertas) yang bertujuan untuk mendeteksi perilaku dan masalah kesehatan terkait kesehatan reproduksi, untuk mencegah terjadinya kehamilan di usia sekolah, dan mencegah terkena penyakit menular seksual pada anak usia sekolah dan remaja.

2. Pemberian Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang :
a. Gizi remaja (meliputi : gizi seimbang, isi piringku, Anemia remaja dan pentingnya Tablet Tambah Darah untuk remaja putri, anjuran minum air putih 8 gelas setiap hari, olahraga dan aktifitas fisik minimal 30 menit setiap hari dan cuci tangan pakai sabun di air mengalir (CTPS))
b.Kesehatan reproduksi remaja (meliputi : pubertas, masalah menstruasi, risiko Infeksi Menular Seksual (IMS) dan kehamilan tidak diinginkan, risiko pelecehan seksual, risiko perilaku seksual dini).

3. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan pada anak usia sekolah dan remaja yang ditemukan memiliki masalah kesehatan dari hasil skrining kesehatan.

Dari hasil skrining kesehatan yang dilakukan ke 52 siswa yang hadir pada kegiatan tersebut, tidak ditemukan adanya masalah kesehatan pada anak usia sekolah dan remaja yang memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan. Tindak lanjut yang diberikan hanya berupa pemberian KIE tentang gizi remaja (termasuk anemia dan tablet tambah darah) serta kesehatan reproduksi remaja.