PERCEPATAN PENCAPAIAN BUANG AIR BESAR NOL (BASNO) DI KLU MELALUI WIRAUSAHA SANITASI (WUSAN)

PERCEPATAN PENCAPAIAN BUANG AIR BESAR NOL (BASNO) DI KLU MELALUI WIRAUSAHA SANITASI (WUSAN)

Wirausaha sanitasi menunjang  peningkatan akses jamban keluarga dengan menyediakan kloset murah dan mudah di dapatkan oleh masyarakat. Pola pendekatan pemicuan oleh sanitarian bermitra dengan WUSAN sangat epektif dan dapat diterima oleh masyarakat, karena bisa mendapatkan harga lebih murah, bisa di kredit dan kualitas memenuhi syarat. Proses pemicuan dianggap berhasil apabila setelah dilakukan pemicuan, bahwa masyarakat yang terpicu secara berbondong-bondong berkeinginan untuk segera membangun jamban keluarga di rumahnya, namun yang terjadi tidak banyak toko bahan bangunan dan swasta lainnya yang bisa memfasilitasi rencana masyarakat tersebut. Closet sulit didapatkan di toko bangunan terdekat, kalau ada harganya juga mahal, dan minimnya opsi teknis membangun jamban terutama di daerah yang secara geografis sulit. Belum lagi warga masyarakat tidak memiliki lahan cukup untuk membangun jamban, dan terbatasnya kemampuan finansial. Akibatnya masyarakat berfikir ulang untuk dapat membangun sendiri, kemudian muncul kesan untuk membangun jamban itu mahal, sulit, ribet, tidak mudah dan lain sebagainya, akibatnya masyarakat yang sudah berkomitmen untuk berubah untuk tidak buang air besar sembarangan menjadi gagal mewujudkan memiliki jamban keluarga.

Wirausaha sanitasi adalah strategi yang dilahirkan untuk menjawab tantangan dan kesulitan masyarakat tersebut. Ada sinergi para pihak dalam upaya mendorong percepatan peningkatan akses masyarakat terhadap jamban sehat. Pemerintah mendorong melalui upaya penganggaran, regulasi, iklim yang kondusif atau dikenal dengan komponen enabling environment; tingkat kebutuhan masyarakat meningkat melalui kegiatan pemicuan atau komponen demand, dan pihak lain dalam hal ini wirausaha sanitasi, diharapkan menangkapnya sebagai peluang bisnis yang menguntungkan. Melalui wirausaha sanitasi diharapkan bisa memberikan fasilitasi layanan satu pintu (one stop services). Dengan harapan beberapa tantangan yang dihadapi masyarakat terkait opsi teknis, kemampuan keuangan, stigma bahwa membangun jamban sehat itu ribet, mahal dan lain sebagainya, bisa diatasi dan terpatahkan dengan keberadaan wirausaha sanitasi.

Dalam upaya percepatan pencapaian 100 persen akses Jamban di Kabupaten Lombok Utara, keberadaan wirausaha sanitasi yang beralamat di Desa Pendua Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara (KLU) cukup berkembang dengan sebaran jangkauan ke wilayah KLU karena murah, mudah, dekat, memenuhi syarat kualitas dan bisa di kredit. Terlihat ada peningkatan secara signifikan akses masyarakat yang menggunakan Jamban keluarga sehat. Peningkatan akses masyarakat yang menggunakan jamban sehat permanen (JSP), atau menggunakan jamban leher angsa dan septictank, diperoleh data yang cukup tinggi di KLU ( Seris Website STBM), sehingga dengan keberadaan Wirausaha Sanitasi di Desa Pendua Kec. Kayangan dapat memberikan kotribusi untuk mencapai 100 persen akses Jamban keluarga atau Buang Air Besar Sembarangan Nol (BASNO) 2021 di Kabupaten Lombok Utara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *