NTB Daerah Tujuan Wisata, Siap Bentengi Wabah Penyakit Infeksi Emerging
Provinsi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan daerah tujuan wisata.
Tempat berkunjungnya semua orang dari berbagai belahan dunia. Sehingga daerah kita rentan masuknya penyakit diakibatkan oleh bakteri atau virus yang dibawa wisatawan.
Untuk mewujudkan NTB yang Sehat dan aman dikunjungi, sesuai dengan Misi NTB Gemilang yang digagas Pemrov.NTB dibawah kepemimpinan Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wagub Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah Dinas Kesehatan (Dikes) menggelar Kegiatan Sosialisasi Program Penyakit Infeksi Emerging Tingkat Provinsi NTB, Jum’at (5/10/2019) di Lombok Astoria.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan dr. NURHANDINI EKA DEWI, Sp.A, NTB adalah daerah tujuan wisata utama. Didatangi masyarakat dari berbagai negara. Maka lebih rentan terkena penyakit.
Ia menjelaskan banyak penyakit baru yg harus diwaspadai, dan ada penyakit lama yg merebak kembali. Salahsatunya Wabah Penyakit Infeksi Emerging (PIE) jenis penyakit infeksi yang cepat menyebar pada suatu populasi manusia, yang berasal dari virus, bakteri atau parasit.
“Di NTB Kasus New infeksi emerging disease belum muncul ,tetapi patut kita waspadai, karena kita daerah wisata, berbeda dengan daerah lain,” jelas Kadikes Gender ini.
Sementara itu,
dr. Endang Budi Hastuti Kepala Subdirektorat (Kasubdit)
Penyakit Infeksi Emerging Kementian Kesehatan (Kemenkes) RI, dalam presentasinya menjelaskan bahwa penyakit Infeksi Emerging (Penyakit Infem) Adalah penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya.
Menurutnya, penyakit infeksi emerging ada jenis penyakit infeksi yang memang ada yang menjadi masalah jumlahnya meningkat seperti malaria dan demam berdarah dengue masuk dalam kategori ini.
Selain itu, ada juga penyakit infeksi re-emerging atau penyakit yang dulu tidak bermasalah namun kini jumlah penyakitnya meningkat, salahsatunya tuberkulosis
Saat ini jelasnya ada juga penyakit new-emerging disease atau penyakit emerging yang sebelumnya belum pernah ada, seperti flu burung, MERS CoV, Ebola, dan Zika.
Lebih lanjut jelasnya, faktor penyebabnya akibat perubahan demografis penduduk, urbanisasi, traveling secara global, perubahan perilaku manusia, manipulasi biomedik.
“Penyakit ini menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat atau berpotensi menjadi pondemi atau Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah disuatu daerah atau yang meluas ke seluruh dunia,” di ingatkannya.
Hampir 70 porsen berasal dari hewan atau zoonosis. Penyebabnya bisa dari bakteri, virus atau parasit. Berpotensi disalahgunakan untuk bio terorisme. Lebih Mudah ditularkan dan dampaknya lebih luas. “Penularan penyakit ini dari hewan ke manusia melalui cairan liurnya. Sedangkan manusia ke manusia ada yang bisa namun masih terbatas,” katanya.
Penyakit infeksi emergensi ini penting kita pelajari dan sosialisasikan kepada masyarakat, sebab penyakit ini kasus memang tidak banyak namun berpotensi cepat meluas dan dapat penularannya antar daerah.
“Penyakit ini belum ada faksinnya atau pencegahanya. Maka bagaimana suatu negara dapat mencegah suatu penyakit. Penyakit dari luar tidak masuk ke negara kita dan sebaliknya,” ungkapnya.
Karena lanjutnya, Indonesia telah berkomitmen dan berpartisipasi dalam Indonesia head Regulation 2005, Upaya membentengi negara supaya tidak kemasukan penyakit dari luar dan sebaliknya.
Sedangkan Sekretaris Dikes Marjito, SKM., M.Kes didampingi Kabid P3KL Dra. Ratna Tunjung Luih, saat membuka acara mengatakan penyakit menular masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat di Indonesia. Mobilitas penduduk yang tinggi ancaman mempermudah terjadinya transmisi penyakit antar bangsa dan negara di dunia.
Oleh karena maka dibutuhkan perhatian dan koordinasi dengan lintas sektor juga lintas program dalam penanggulangannya. “Jadi kegiatan ini menambah pengetahuan petugas kesehatan dan peningkatan kewaspadaan kita semua adalah kunci untuk menangani kasus tersebut bila muncul di NTB,” harap Marjito.
Kegiatan ini diikuti oleh Dikes Kabupaten/kota se-NTB dan mitra Dikes lainnya, berlangsung 3 hari, sejak tanggal 3-5 Oktober 2019 di Kota Mataram NTB. (Edy-Diskominfotik NTB)
Sumber : Kampung Media NTB