NTB Galakan Imunisasi Campak Untuk Generasi Sehat dan Cerdas
NTB terus galakan pemberian vaksin atau Imunisasi Campak (Measles Rubella). NTB merupakan provinsi yang tertinggi secara nasional pencapaian cakupan Imunisasi dasar lengkap termasuk MR. Sampai bulan September 2019 sudah mencapai 75,2%. Targetnya harus mencapai 93% capian cakupan imunisasi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp. A,. MPH. menyampaikan Imunisasi merupakan program prioritas nasional, untuk mendukung pembangunan sumber daya manusia membentuk Generasi Emas NTB.
Oleh sebab itu, menurut dr.Eka idealnya cakupan imunisasi sebesar 93%-95%, untuk memberikan kekebalan penyakit sebesar 80% pada sasaran. Jika kurang dari 93% tidak mampu memberikan perlindungan secara menyeluruh di masyarakat.
“Sangat penting memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat, pentingnnya imunisasi MR ini. Kalau di lingkungan kita satu anak terjangkit campak, anak yang lain belum divaksin, maka kemungkinan yang lain akan terkena. Namun bila satu orang kena campak,” tapi yang lain telah divaksin, maka kecil kemungkinan menyebar,” tutur Kadiskes NTB.
Kemudian ia juga menjelaskan, Campak merupakan penyakit menular disebabkan virus. Sedangkan rubella merupakan penyakit akut dan menular yang disebabkan oleh infeksi virus.
Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan air liur atau lendir dari orang yang terinfeksi, atau melalui udara dengan tetesan hasil pernafasan yang dihasilkan dari batuk atau bersin. Gejala umumnya, demam tinggi dan bercak kemerahan pada kulit yang disertai dengan batuk, pilek, dan mata merah (konjungtivis).
Dampak dari penyakit Campak/MR adalah keguguran pada ibu hamil dan bayi meninggal, hal ini akan berakibat lebih lanjut pada indikator kesehatan yang lebih besar yaitu Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Sehingga perlu dilakukan vaksin. Karena campak atau MR ini hanya dapat ducegah dengan Vaksin MR, kombinasi vaksin Campak atau Measles (M) dan Rubella (R) berfungsi untuk melindungi anak dari penyakit Campak dan Rubella.
“Maka saya ajak semua komponen, terus mengkampanyekan tentang imunisasi. Vaksin memberikan kekebalan, pertahanan dan perlindungan terhadap infeksi dan berbagai penyakit serius
dari serangan pentakit terhadap anak 0-12 tahun,”Kadikes NTB saat membuka acara Pertemuan Advokasi, Sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan imunisasi measles Rubella (MR) tingkat provinsi NTB, Selasa 28-31 Oktober 2019 di hotel Aston Inn Mataram.
Sementara Subdit Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes RI Puhilan, M. Epid, menjelaskan NTB masuk wilayah region III, bersama Pulau Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua, untuk target skenario eliminisai Campak-Rubela Indonesia Tahun 2020 hingga 2022.
Kebijakan pemerintah pusat ini menurutnya, mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi dan merata disetiap kab/kota minimal 50 porsen. Memperkuat dan perluas laboratorium campak-rubela seluruh Indonesia.
Menurutnya, kadang kasus Campak (Measles Rubella) harus dipastikan positif terjangkit melalui pemeriksaan Lab. Sementara jumlah Lab masih terbatas. “Termasuk di NTB, Lab pemeriksaan MR masih di Denpasar, kadang memastikan kasus itu agak lama, karena prosesnya harus kirim sampel dan menunggu hasilya. Kedepan kita dorong NTB miliki Lab sendiri,” kata Puhilan.
Ia juga menambahkan, eliminasi campak dan rubela bukan saja pekerjaan pemerintah namun semua pihak lintas program dan lintas sektoral.
Sedangkan ketua MUI NTB, Profesor H. Saiful Muslim, MM, mengajak masyarakat untuk melakukan imunusasi campak. Melalui Fatwa MUI memperbolehkan Imunusasi Campak.
“Imunisasi sangat bermanfaat untuk menjauhkan kita dari mudarat yang bisa mengancam jiwa anak-anak kita, melindungi generasi agar tumbuh menjadi bangsa yang sehat dan cerdas,” kata H. Syaiful Muslim.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh stakeholder baik dari provinsi dan kab./kota seperti Dikes, MUI, programmer Imunisasi, lintas sektor dan organisasi profesi se NTB. (Edy-Diskominfotik NTB).