Orientasi Penanganan Kesehatan Untuk Santri Tahun 2019
Provinsi Nusa Tenggara Barat dikenal dengan Daerah Seribu Masjid. Dengan penduduk muslim lebih dari 90%, menjadi potensi dalam pembangunan kesehatan. Keberadaan tuan guru, ustadz maupun santri yg ditokohkan oleh masyarakat lokal dapat menjadi mitra potensial jajaran kesehatan sebagai agen perubahan bahkan sebagai fasilitator masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih (PHBS) dan sehat serta menangani masalah kesehatan. Pondok pesantren merupakan wadah pendidikan agama islam. Saat ini perkembangan pondok pesantren di Provinsi NTB sangat pesat. Kesehatan santri menjadi hal fundamental dalam kelancaran dan kesuksesan pendidikan di ponpes. Sebagai wadah pembinaan kesehatan santri dikembangkan pos kesehatan pondok pesantren (poskestren).
Untuk itu Dinas Kesehatan Provinsi NTB pada tahun ini melatih 60 santri poskestren dari 10 kab/kota se-NTB bertempat di Hotel Fave Mataram. Santri di dampingi oleh 1 orang pendamping dari masing2 Dinas Kesehatan Kab/Kota se-NTB. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, motivasi dan keterampilan para santri dalam mengembangkan PHBS dan menangani masalah kesehatan di lingkungan pondok pesantren dan masyarakat sekitar. Materi pelatihan disampaikan oleh para narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Kanwil Kementerian Agama Prov. NTB, dan Forum Komunikasi Pondok Pesantren.
Adapun materi2 yang diberikan kepada santri antara lain: manajemen poskestren dan PHBS, gerakan masyarakat cerdas minum obat, gerakan masyarakat hidup sehat, pencegahan dan penanggulangan penyakit, masalah gizi dan penanganannya, kesehatan reproduksi, upaya kesehatan lingkungan pondok pesantren, peran santri di poskestren, dan konsep kesehatan menurut Islam. Pelatihan ini berlangsung selama 3 hari dari tgl 24 s.d 26 April 2019. Pada akhir pelatihan, para santri membuat rencana tindak lanjut yang akan mereka tindaklanjuti dalam mengembangkan poskestren setelah kembali ke tempat masing. Poskestren Jaya Santri Sehat.