
Menurut data WHO penyakit kanker merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia, dimana sebagai penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Setiap tahun 12 juta orang di dunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Diperkirakan pada tahun 2030 kejadian tersebut akan mencapai hingga 26 juta orang dan 17 juta diantaranya meninggal, terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat.
Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi kanker teritinggi adalah 1,4 juta per 1.000 penduduk. Prevalensi kanker tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (4,9‰) dan Jawa Tengah (2,1‰), sedangkan Kalimantan Tengah sebesar 1,0‰. Kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara dan kanker leher rahim pada perempuan, sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru dan kanker kolorektal.
Pada stadium awal, kanker tumbuh setempat dan tidak menimbulkan keluhan ataupun gejala. Kondisi ini seringkali menyebabkan seseorang tidak menyadari jika dirinya sudah menderita kanker. Terlebih lagi, penderita datang ke fasilitas pelayanan kesehatan berada dalam kondisi stadium lanjut sehingga menyulitkan penanganannya. Oleh karena itu, upaya yang efektif untuk mencegah peningkatan insidensi, morbiditas, dan kematian dini akibat kanker, melalui upaya pencegahan dengan skrining, deteksi dini, penemuan dini kasus kanker dan imunisasi. Untuk mendukung pencapaian target sasaran dari kegiatan ini, perlu dilakukan promosi kesehatan dan kampanye sosial yang masif dan berkesinambungan.
Sementara itu, permasalahan lainnya adalah adanya disparitas geografi di Indonesia yang sangat berpegaruh terhadap akses layanan kesehatan yang lebih baik bagi penderita kanker. Sebaran fasilitas pelayanan dan tenaga kesehatan khususnya dokter ahli belum begitu merata di seluruh Indonesia. Ditambah lagi dengan keterbatasan sarana diagnostik dan penatalaksanaan kanker yang masih terfraggmentasi, selain itu juga ketersediaan obat dan logistik kesehatan yang masih belum memadai, menyebabkan upaya penanggulangan kanker di Indonesia belum dapat berjalan secara optimal.
Oleh karena itu, upaya penanggulangan kanker diselenggarakan secara komprehensif dan terintegrasi melalui pendekatan sistem berbasis bukti. Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam penanggulangan kanker meliputi promosi kesehatan, pencegahan faktor risiko dan perlindungan khusus, skrining dan deteksi dini, penatalaksanaan melalui kerjasama multidisiplin, serta dukungan surveilans dan paliatif kanker.
Sampai tahun 2018 Provinsi NTB sudah melatih 104 orang dokter dan 212 orang bidan yang tersebar di 107 PKM di 10 Kabupaten/Kota. Dari 1.139.238 target sasaran wanita usia 30-50 tahun, yang sudah dilakukan deteksi dini kanker dengan metode IVA sebanyak 109.484 orang atau sekitar 9,61 %. Jumlah tersebut masih sangatlah jauh dari target sebesar 50 %.
Untuk mengejar target yang masih jauh tertinggal maka sangat perlu dilakukan kegiatan deteksi dini secara massal untuk menekan angka kejadian kesakitan dan kematian akibat kanker khususnya kanker serviks dan kanker payudara. Untuk melaksanakan deteksi dini secara masif, harus mempunyai tenaga kesehatan (Dokter dan Bidan) terlatih yang lebih banyak.
Oleh karena itu Dinas Kesehatan Provinsi NTB melalui seksi PTM Bidang P2 melaksanakan kegiatan Orientasi Pencegahan dan Pengendalian Kanker dan Kelainan Darah selama 3 hari (25 – 27 Agustus 2021) di Hotel Lombpk Plaza Mataram dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM., MARS.
Kegiatan ini diikuti oleh 39 peserta yang berasal dari dokter dan bidan puskesmas 10 Kabupaten/Kota, lintas program, lintas sector dan organisasi masyarakat dan profesi dengan narasumber doktes spesialis bedah onkologi, dokter spesialis obstetri dan ginekologi serta narasumber ahli yang sudah mengikuti TOT.
Dengan dilaksanakan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia untuk deteksi dini kanker payudara dan kanker servik dengan menggunakan metode IVA, meningkatkan jumlah puskesmas dengan pelayan IVA serta meningkatnya capaian target Deteksi Dini Kanker Leher rahim setiap tahunnya.


