Orientasi Penilaian Pertumbuhan Balita Tingkat Provinsi NTB

Orientasi Penilaian Pertumbuhan Balita Tingkat Provinsi NTB

Gizi masyarakat masih menjadi permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian di NTB, Masalah Gizi erat hubungannya dengan kasus Stunting, Gizi kurang dan Gizi Buruk, Dari Rilis Data Riskesdas tahun 2018 menujukkan NTB memiliki Prevalensi kependekan, 33,49%, sementara itu untuk balita usia 0 hingga 59 bulan Index Berat Badan Menurut Umur (BB/U) angka kurang gizi NTB sebesar 18,85%, Indek Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB) prevalensi kekurusan (sangat kurus dan kurus) sebesar 14,41%. kondisi tersebut menempatkan NTB menjadi daerah rawan kurang gizi dan daerah rawan stunting.

NTB masih harus berkerja keras guna menutaskan persoalan Gizi dan angka stunting, Masalah Gizi tidak hanya berdampak kepada kualitas generasi, namun juga menjadi faktor penyebab kematian dan infeksi penyakit pada balita di NTB. Selain karena faktor ekonomi, masalah Gizi di NTB juga dipengaruhi oleh minimnya pemahaman masyarakat tentang Pola Hidup Sehat dan Bersih. Pemerintah sendiri sudah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi persoalan tersebut, salah satunya dengan penguatan Posyandu, dengan mengkonfersi Posyandu Konvensional menjadi Posyandu Keluarga, yang selanjutnya dijadikan sebagai saranan dan basis informasi kesehatan bagi masyarakat di level desa.

Untuk mendukung ikhtiar tersebut Pemerintah Pusat melalui Dinas Kesehatan Provinsi NTB melaksanakan Pertemuan Orientasi Penilaian Pertumbuhan Balita Tingkat Provinsi NTB bagi tenaga Gizi Puskesmas yang bertujuan untuk memberikan keterampilan bagi Tenaga Gizi Puskesmas dalam mendata dan menilai status Gizi Balita.

Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Grand Legi tersebut diikuti oleh Tenaga Gizi Puskesmas Se – NTB yang terbagi dalam 2 angkatan dan berlangsung selama 3 hari, 28 juni s/d 1 Juli 2021. Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM., MARS.

dr. Fikri berharap agar semua peserta dapat mengikuti seluruh rangkain kegiatan dengan maksimal dan turut membantu pemerintah dalam menuntaskan persoalan Gizi di NTB. Sebagai garda terdepan petugas gizi puskesmas memiliki peran yang cukup vital dan langsung berhubungan dengan masyarakat, oleh sebab itu sangat penting bagi mereka untuk dibekali dengan kompetensi dan skill yang dibutuhkan, agar dapat memberikan layanan yang prima bagi masyarakat.

Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut diharapkan petugas gizi di puskesmas memiliki kompetensi dan mampu memahami proses penilaian pertumbuhan balita sesuai standar. Sehingga status gizi masyarakat NTB terdata dengan lebih maksimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *