Pelatihan KKMN Angkatan II Upaya Tingkatkan Kompetensi Bidan dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Pelatihan KKMN Angkatan II Upaya Tingkatkan Kompetensi Bidan dalam Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

Masalah kesehatan dan mortalitas sangat erat hubungannya dengan Angka Kematian Ibu (AKI) atau lebih dikenal dengan istilah maternal mortality (kematian maternal). Kematian maternal adalah kematian perempuan hamil atau kematian dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa mempertimbangkan umur dan jenis kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau diperberat oleh kehamilan dan menajemen kehamilan, tetapi bukan karena kecelakaan.

Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKB di Indonesia 40 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2015 menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. Menurut  Riskesdas tahun 2014 kematian ibu di Indonesia karena perdarahan 30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3% dan lain-lain sebesar 40,8%. Diperkirakan 20% kehamilan akan mengalami komplikasi, sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa tetapi sebagian besar dapat dicegah dengan ditangani secara benar oleh petugas kesehatan.

Saat ini Bidan merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil, melahirkan, paska melahirkan dan bayi yang baru lahir. Hal ini karena bidan bekerja bukan saja di rumah sakit dan puskesmas, tetapi juga langsung berada di tengah-tengah masyarakat dan berada di garis depan pelayanan. Dalam memberikan pelayanan sering kali bidan menghadapi keadaan darurat yang mengancam keselamatan jiwa ibu dan bayinya. Oleh karena itu penting sekali agar bidan mampu mempersiapkan, mendeteksi komplikasi dan mengenali kegawatdaruratan yang dihadapinya agar dapat memberikan penanganan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian atau komplikasi ibu dan bayinya sesuai dengan standar asuhan kebidanan.

Sehubungan dengan hal tersebut maka Bapelkes bekerjasama dengan PD IBI Provinsi NTB  menyelenggarakan Pelatihan Kewaspadaan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal (KKMN) Angkatan ke II untuk bidan di Bapelkes Provnsi NTB dan dibuka secara resmi pada Selasa, 31 Agustus 2021 oleh Kepala Bapelkes dan Ketua IBI Provinsi NTB.

Pelatihan Angkatan II dilaksanakan selama 6 hari (mulai tanggal 31 Agustus s/d 5 September 2021) dengan peserta 25 orang bidan dari beberapa Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer di Provinsi NTB, dan menghadirkan Narasumber dari Tim RSUD Provinsi NTB, Poltekes Mataram dan Widyaiswara Bapelkes Provinsi NTB dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan kompetensi dan ketrampilan peserta tentang penanganan kegawatdaruratan yang mengancam ibu dan bayi.

Diharapkan setelah pelatihan ini peserta mampu memahami prinsip umum pelayanan kegawat daruratan dan neonatal, melakukan deteksi dini, tatalaksana kegawat daruratan maternal dan neonatal serta konseling dan manajemen komplain kegawatdaruratan maternal neonatal di tingkat puskesmas, dan pada akhirnya dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *