Perhitungan kebutuhan vaksin dan logistiknya sangat penting dalam membuat perencanaan kebutuhan dan sebagai dasar dalam melakukan permintaan kebutuhan setiap bulannya baik pada tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun Dinas Kesehatan Provinsi. Perhitungan kebutuhan yang tidak akurat dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan stock vaksin dan ketidaktepatan distribusi vaksin dari Dinkes Provinsi ke Dinkes Kabupaten/Kota dan dari Dinkes Kabupaten/Kota ke Puskesmas.
Salah satu kendala dalam perhitungan kebutuhan vaksin dan logistiknya adalah pencatatan data logistik yang belum terdokumentasikan dengan baik dan pelaporan yang belum rutin dilakukan. Ketidakakuratan pencatatan dan pelaporan dapat menyebabkan angka kebutuhan yang dimintakan dari Puskesmas ke Kabupaten dan Kabupaten ke Provinsi menjadi tidak akurat sehingga vaksin yang terdistribusi hanya berdasarkan angka yang diminta tanpa didasari oleh analisa stok yang dimiliki oleh masing-masing unit tersebut.
Dalam upaya meningkatkan kualitas manajemen logistik vaksin melalui pencatatan dan pelaporan secara teratur, Clinton Health Access Initiative Access Initiative (CHAI) bersama Kepals Seksi SIK Bidang P3KL Dinas Kesehatan Provinsi NTB melakukan pendampingan teknis untuk meningkatkan pengelolaan vaksin yang lebih baik terutama dari sisi pencatatan, pelaporan dan penggunaan data di 3 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Pulau Sumbawa.
Tujuan dilakukan pendampingan ini adalah untuk penguatan manajemen pengelolaan vaksin, menganalisa data permintaan dan pemakaian logistik vaksin, menganalisa kelengkapan pencatatan dan pelaporan logistik vaksin dan implementasi system satu pintu pada daerah yang sudah melakukannya d tiga kabupatan di pulau Sumbawa yaitu kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu.
Kegiatan dilakukan selama 3 hari dari tanggal 17-19 Maret 2021, dikuti oleh Kepalai Seksi SIK, pengelola program imunisasi dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu, yang dilaksanakan di Kantor Dinkes Kabupaten/Kota masing-masing yang dijadwalkan pada gudang penyimpanan vaksin Semua kegiatan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan.
Pada kegiatan ini setiap Dinkes Kabupaten/Kota diminta untuk memamparkan data pemakaian vaksin Januari-Desember 2020 serta Januari-Februari 2021. Kemudian ada 4 poin agenda pada kegiatan ini diantaranya adalah:
- Analisa ketersedian stok minimum dan maksimum
- Analisa kesesuaian jumlah permintaan vaksin ke dinkes prov dengan sisa stok dan kebutuhan target sasaran di 3 dinkes kab
- Analisis prioritas distribusi vaksin kab ke puskesmas dan kendala yang dihadapi
- Analisis dampak cakupan dan sisa stok vaksin akibat pandemic Covid
Hasil kegiatan asistensi yang dilakukan didapatkan detail status stok min-max di 3 dinkes kab dalam kurun waktu tersebut diatas, pola permintaan vaksin dari dinkes kab ke prov (lebih berdasarkan kebutuhan target atau berdasarkan konsumsi bulanan), mekanisme prioritisasi distribusi vaksin dari dinkes kab ke puskesmas, adanya rekomendasi perbaikan system manajemen logistic dan system 1 pintu farmasi dan dampak covid terhadap pola permintaan dan distribusi vaksin serta dapat memberikan rekomendasi perbaikan system manajemen vaksin.
Editor : Reny
