Peningkatan Mutu Layanan TCM di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Percepat Diagnosis dan Penanggulangan TBC
Strategi global WHO untuk pencegahan, perawatan dan pengendalian Tuberkulosis Tahun 2015-2035 yang dikenal sebagai End TB Strategy merekomendasikan diagnosis dini TBC dan uji kepekaan obat (drug susceptibility test/DST) yang menggarisbawahi peran penting laboratorium dalam strategi tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis memprioritaskan pengembangan jejaring laboratorium TBC yang menggunakan alat diagnostik terkini. Pemanfaatan Tes Cepat Molekuler TBC (TCM) merupakan salah satu upaya untuk mempercepat diagnosis sehingga pasien dapat memperoleh pengobatan sedini mungkin.
Pemeriksaan laboratorium dengan tes cepat molekuler merupakan terobasan dalam percepatan penanggulangan TBC dengan mempermudah akses dan mempercepat diagnosis sehingga pasien khususnya terduga TBC, TBC RO, TBC HIV, TBC pada anak dan masyarakat rentan lainnya dapat memperoleh pengobatan sedini mungkin. Sampai dengan bulan Oktober 2021 telah terdistribusi sebanyak 31 buah alat TCM yang ditempatkan di 12 Rumah Sakit Provinsi dan kabupaten/kota dan 18 puskesmas yang tersebar di 10 kabupaten/kota se-Provinsi NTB.
Untuk meningkatkan mutu layanan TCM di fasilitas pelayanan kesehatan maka GF ATM Komponen TBC bersama Seksi P2P MZ Dinas Kesehatan Provinsi NTB melaksanakan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pemeriksaan TCM dan Sistem Transportasi Spesimen TBC di Provinsi NTB selama 3 hari mulai tanggal 25 – 27 November 2021 di Hotel Lombok Plaza Mataram.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi capaian pemeriksaan TCM di fasyankes dan sistem transport specimen TBC. Peserta pertemuan sebanyak 45 orang yang terdiri dari pengelola program TBC kab/kota, penanggungjawab laboratorium fasyankes TCM serta lintas program terkait.
Dalam pembukaan acara tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengingatkan bahwa Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang masih menjadi perhatian dunia, dalam masa pandemi Covid-19 ini pelaksanaan penanggulangan TBC harus tetap dilakukan. Diperkirakan sebanyak 17.736 kasus TBC yang ada di Provinsi NTB, namun sampai dengan bulan Oktober 2021 kasus TBC yang ditemukan dan diobati baru mencapai 4.511 atau sekitar 25 % (target penemuan dan pengobatan kasus TBC sebesar 80 %). Penemuan kasus TBC yang rendah membutuhkan keterlibatan dan peran aktif seluruh lapisan masyarakat, salah satunya dengan mengoptimalkan kegiatan Posyandu Keluarga. Laboratorium TBC merupakan komponen utama dalam pengendalian TBC karena dapat menentukan diagnosis dan hasil akhir pengobatan TBC. Diharapkan pertemuan ini dapat memberikan masukan dan upaya dalam meningkatkan pemanfaatan alat TCM dan sistem transport specimen TBC.
Pada kesempatan ini juga Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB berkenan memberikan rewards bagi fasyankes TCM yang memiliki kinerja baik kepada Puskesmas Aimel (Lombok Timur), Puskesmas Taliwang (Sumbawa Barat) dan Puskesmas Karang Taliwang (Kota Mataram). Kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh Global Fund Komponen TB Provinsi NTB.