Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Investigasi Kontak TBC Tingkat Provinsi NTB
Indonesia merupakan salah satu dari negara dengan beban Tuberkulosis (TBC) tertinggi di dunia. WHO memperkirakan insiden tahun 2017 sebesar 842.000 atau 319 per 100.000 penduduk. Kematian karena TBC diperkirakan sebesar 107.000 atau 40 per 100.000 penduduk. Sedangkan di Provinsi NTB pada tahun 2019 Jumlah seluruh pasien TB (semua tipe) dilaporkan mencapai 7.305 orang, dan sebanyak 493 orang kasus TB Anak usia 01-14 tahun. Jumlah semua kasus TB lebih banyak ditemukan pada laki-laki sebesar 61,19% atau 4.470 orang dibandiungkan perempuan.
Salah satu indikator kinerja pengendalian penyakit TB adalah Angka Notifikasi Kasus atau Case Notification Rate (CNR), yakni angka yang menunjukan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan (trend) penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Case Notification Rate (CNR) pada tahun 2016 adalah 118,95, mengalami peningkatan tahun 2017 menjadi 134,12 dan menurun pada tahun 2018 menjadi 123 dan meningkat di tahun 2019 menjadi 144.
Target peningkatan capaian CNR ≥5% tiap tahun. Menurunnya capaian CNR disebabkan sulitnya penemuan kasus baru di layanan kesehatan terutama puskesmas sebagai layanan primer. Kedepannya diharapkan tidak hanya puskesmas tetapi juga layanan primer lain seperti klinik swasta, dokter praktek swasta dan Rumah Sakit dapat menjaring kasus baru TB lebih banyak lagi.
Salah satu kegiatan yang penting untuk mendukung keberhasilan strategi penemuan aktif ini adalah melalui pelacakan dan investigasi kontak (contact tracing and contact investigation). Investigasi kontak (IK) merupakan kegiatan pelacakan dan investigasi yang ditujukan pada orang-orang yang kontak dengan pasien TBC (indeks kasus) untuk menemukan terduga TBC. Kontak yang terduga TBC akan dirujuk ke layanan kesehatan untuk pemeriksaan lanjutan dan bila terdiagnosis TBC, akan diberikan pengobatan yang tepat dan sedini mungkin.
Sehubungan dengan hal tersebut maka Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi NTB melaksanakan Kegiatan Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Investigasi Kontak TBC di Tingkat Provinsi pada Selasa, 18 Mei 2019.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM., MARS. Dalam sambutanya beliau menyampaikan bahwa penyakit Tuberkulosis ini menjadi program prioritas pemerintah yang harus dapat segera diatasi, keterlibatan stakeholder terkait sangatlah penting dalam penanganan TB menuju Eliminasi TB Tahun 2030.
Pertemuan koordinasi pelaksanaan investigasi kontak TBC ini bertujuan untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan investigasi kontak yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan dan kader. Kegiatan ini dilakukan secara virtual (online) melalui zoom meeting yang diikuti oleh peserta kabupaten/kota sebanyak 80 orang sedangkan peserta tatap muka (offline) sejumlah 25 orang yang berasal dari lintas sektor dan lintas program terkait.
Narasumber pertemuan ini adalah Kepala Bidang P2P yang menyampaikan materi tentang Update situasi Tuberkulosis 2021 dan Pengelola Program TB Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengenai mekanisme dan sistem pencatan dan pelaporan kegiatan investigasi kontak TBC. Hasil dari kegiatan ini disepakati bahwa pelaksanaan kegiatan investigasi kontak TBC akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat ini, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota membagikan target yang telah ditetapkan ke masing-masing fasyankes, melaporkan hasil kegiatan investigasi kontak TBC ke dalam SITB dan berkoordinasi dengan stakeholder terkait.
Editor : Reny Yuli Aspiani