Pertemuan Monitoring dan Evaluasi GF Malaria Tahun 2021

Pertemuan Monitoring dan Evaluasi GF Malaria Tahun 2021

Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia  termasuk di Provinsi NTB yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menurunkan produktivitas kerja. Dengan demikian malaria berperan sebagai salah satu penyakit yang sangat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, yang berdampak kepada masalah sosial ekonomi dan sosial budaya.

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No 293 Tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria, daerah yang masuk dalam tahap eliminasi dan pemeliharaan harus melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus malaria sebagai upaya kewaspadaan dini kejadian luar biasa malaria dengan melakukan pencegahan terjadinya penularan.

Selain itu pencatatan dan pelaporan salah satu hal yang penting untuk mendukung system surveilans yang baik, salah satu upaya untuk meningkatkan validitas dan kelengkapan dalam pelaporan data malaria maka pada Tahun 2010 dikembangkan Software E-Sismal (Elektronik Sistem Informasi Surveilans Malaria) dalam bentuk Excel yang sudah di standarisasi, seiring berjalannya waktu bertambah kebutuhan terhadap data dan indikator baru oleh karena itu pada Tahun 2016 dimulai pengembangan E-Sismal dengan merevisi File E-Sismal di fasyankes dan membuat system online (SISMAL) di kabupaten sampai dengan pusat.

Untuk itu Dinas Kesehatan Provinsi melalui Seksi P2MZ Bidang P2P menyelenggarakan Pertemuan Monitorinng dan Evaluasi Global Fund Malaria untuk membahas tentang langkah-langkah menuju Eliminasi pada tahun 2022 dan pentingnya melakukan pencatatan surveilans dan pelaporan secara Online (SISMAL).

Pertemuan yang dilaksanakan selama 4 hari pada tanggal 16 – 19 Juni 2021 di Hotel Aruna Senggigi ini dihadiri oleh Kepala Sub Direktorat Malaria, Direktorat P2PTVZ Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI, beserta Tim GF Malaria Pusat, Kabid dan Kasie P2P, Programer Malaria, Croscheker Malaria, Survailence Kabupaten/Kota se-NTB dan dari Labkesda Provinsi NTB dan dibuka dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. H. Lalu. Hamzi Fikri, MM. MARS.

Dalam sambutanya beliau menyampaikan bahwa kasus malaria di NTB saat ini menyebar pada daerah tertentu saja seperti daerah pedalaman, pegunungan atau pada daerah pemukiman baru antara lain pinggir pantai yaitu pencari rumput laut daerah pedalaman yaitu pada daerah penambang emas musiman, untuk itu diperlukan penanganan khusus mengatasi permasalahan ini.

Selanjutnya beliau menyampaikan perlu diketahui bahwa pada tahun 2020 Kabupaten Lombok Timur sudah dilakukan assesment malaria untuk diajukan sebagai kabupaten eliminasi malaria, namun hal itu belum bisa terwujud karena masih terdapatnya kesalahan pengentrian pada SiSMAL dan PE 1-2-5.

Lebih lanjut beliau menyampaikan untuk kasus positif malaria harus dilakukan Penyelidikan Epidemiologi 1 2 5 pada hari pertama (1) ditemukan dan dilakukan diagnose, pengobatan dan pada hari ke 2- 3 telah dilakukan pengobatan tuntas, pada hari kelima (5) sudah dilakukan tindakan pemberantasan vector. Dengan menggunakan Form PE yang berlaku, ini bertujuan  agar nantinya baik kabupaten maupun puskesmas paham tentang penyelidikan epidemiologi dan pencatatan surveilans malaria system online dan nantinya akan di sampaikan oleh Narasumber baik oleh Pusat (Subdit Malaria ) maupun dari Narasumber Provinsi NTB.

Terakhir beliau menekankan agar kita harus bekerja lebih keras untuk percepatan pembangunan dibidang kesehatan khususnya Program Malaria agar target Eliminasi Malaria di NTB ini Tahun 2024 dapat tercapai sesuai dengan yang di targetkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *