Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Laboratorium Mikroskopis Tuberkulosis Tingkat Provinsi

Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Laboratorium Mikroskopis Tuberkulosis Tingkat Provinsi

Penanggulangan penyakit TB di Indonesia dilaksanakan dengan menerapkan strategi DOTS. Salah satu komponen strategi ini adalah pemeriksaan mikroskopis dahak yang bermutu oleh laboratorium kesehatan untuk menegakkan diagnosis. Untuk menjamin kualItas laboratorium maka wajib dipantau melalui sistem Pemantapan Mutu Laboratorium baik internal maupun eksternal terhadap semua jenis leboratorium TBC.

Pemantapan mutu eksternal merupakan komponen yang sangat penting untuk memastikan diagnosis pasien TB telah dilakukan sesuai dengan standar. Pelaksanaan PME wajib diikuti oleh semua laboratorium TB, dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Hasil uji silang oleh laboratorium rujukan harus diumpanbalikkan kepada laboratorium mikroskopis TB dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan di wilayah kerjanya.

Dinas Kesehatan Provinsi melalui seksi P2P menyelenggarakan Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Laboratorium Mikroskopis Tuberkulosis Tingkat Provinsi NTB Batch 1 yang bertujuan untuk memantau implementasi e-TB12 dalam pelaporan uji silang, melakukan sosialisasi alur uji silang mikroskopis TB dan mendapatkan data uji silang TW1 2021.

Pertemuan yang dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 6-8 Juli 2021 di Hotel Lombok Plaza Mataram diikuti oleh 41 orang peserta yang berasal dari petugas laboratorium puskesmas se NTB, dengan narasumber  dari Kepala Bidang P2P yang menyampaikan materi tentang kebijakan laboratorium dalam mendukung Pogram Peanggulangan TB dan Tim Mikrokopis Laboratorium TB BLKPK NTB yang mesosialisasikan software e-TB12 dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS.

Dalam sambutanya beliau mengharapkan agar pelaksanaan pemantauan mutu eksternal laboratorium TB ini harus benar-benar dilaksanakan sesuai dengan SOP yang ada. Laboratorium memegang peranan penting dalam penegakan diagnosa TB. Memang harus diakui banyak tantangan yang dihadapi selain keterbatasan tenaga, juga alat dan saran yang mendukung.

Dari pertemuan tersebut disepakati tentang jadwal pengiriman uji silang dan hasil umpan baliknya ke fasyankes, mekanisme umpan balik dari laboratorium provinsi ke fasyankes serta peningkatan komunikasi dan koordinasi antara petugas laboratorium di fasyankes dengan pengelola program TB disemua tingkatan. Seluruh pembiayaan kegiatan ini bersumber dari dana Global Found Komponen TB tahun 2021.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *