Rapat Konsolidasi Intervensi Stunting di Makasar, Kadinkes Sampaikan Persiapan Intervensi Serentak di NTB
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dr. dr. H. L. Hamzi Fikri, MM., MARS. hadir sebagai narasumber mewakili ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi NTB pada sharing session dalam Rapat Konsolidasi Intervensi Serentak Pencegahan Stunting tahun 2024 Regional Tiga yang mencakup wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua. Rapat yang diselenggarakan BKKBN Pusat bersama Kementerian/Lembaga ini dilaksanakan di Hotel Melia Makassar, Senin hingga Selasa (27-28 Mei/2024).
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari pelaksanaan Konsolidasi di Regional I yang mencakup wilayah Sumatera serta Regional II yang mencakup wilayah Jawa, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Dalam pertemuan tersebut, Kadinkes menyampaikan mengenai persiapan intervensi serentak pencegahan stunting di NTB.
”Aksi serentak pencegahan stunting dilakukan melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, validasi dan intervensi bagi seluruh calon pengantin (catin), ibu hamil dan balita secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Menurut Dr. Fikri, balita yang menuju stunting akan melalui beperapa proses, yakni berat badan tidak naik, berat badan kurang, gizi kurang dan gizi buruk. Setiap permasalahan tersebut akan diintervensi di puskesmas, posyandu serta rumah sakit.
Lebih lanjut, Kadinkes menjelaskan NTB merupakan provinsi tertinggi kedua dengan rerata Balita yang dipantau pertumbuhannya sebesar 92,5 persen dari target 85 persen di tahun 2024. Capaian ini lebih tinggi dibanding angka Nasional yakni sebesar 72,99 persen.
Salah satu upaya penurunan stunting yang dilakukan Pemprov NTB pada 2023 lalu adalah melalui Gerakan Bhakti Stunting dengan kegiatan Intervensi Tinggi Protein Hewani.
Bakti Stunting merupakan gerakan yang dilakukan secara bergotong- royong melibatkan masyarakat, mitra, dan seluruh perangkat pemerintahan dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga desa, dengan melakukan pemberian protein hewani (telur) kepada sasaran posyandu keluarga bermasalah gizi yaitu balita stunting usia 6-23 bulan.
Selain Inovasi dan penguatan program nasional, keberhasilan penurunan Stunting di NTB adalah hasil dari upaya konvergensi, intervensi spesifik dan sensitif. Berbagai upaya yang dilakukan membawa NTB menjadi Provinsi dengan Pencapaian Imunisasi Dasar Lengkap sebesar 94.4 persen, Posyandu Keluarga 100 persen, Posyandu Aktif 99,5 persen, Surveilans Gizi di 176 Puskesmas 100 persen.
Ada pula Gerakan Bakti Stunting yang terintegrasi pada program Jum’at Salam di 10 Kabupaten/Kota, Gerakan Orang Tua Asuh, Dapur Dahsyat, Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting (100%), dan 5 Pilar STBM (100%).
Inovasi berikutnya yang dilakukan yakni melalui Buku Saku Stunting sebagai bahan sosialisasi dan penguatan dalam pelibatan Perangkat Daerah. Buku Saku dibagikan untuk seluruh OPD, berisikan bentuk dan peran OPD dalam kerja sama penurunan angka stunting.
“Pemprov NTB akan terus mengupayakan percepatan penurunan stunting,” jelas Fikri.
Upaya percepatan penurunan stunting dilakukan dengan sosialisasi dan koordinasi lintas sektor, pemantauan kesiapan posyandu, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal pada balita gizi kurang dan ibu hamil kurang energi kronis di tingkat puskesmas, pemberian dan pemantauan konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil, peningkatan kompetensi petugas (25 kompetensi dasar kader posyandu, konseling menyusui, SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) dan PMBA (Pemberian Makan pada Balita dan Anak), dan Manajemen Terpadu Balita Sakit dan Tatalaksana Gizi Buruk).
Ada pula upaya melalui pemenuhan ketersediaan alat antropometri, memperkuat pencatatan dan pelaporan melalui e-PPGBM, peningkatan kapasitas petugas dalam upaya perbaikan status gizi, pemberian tablet tambah darah bagi remaja dan ibu hamil, serta surveilans gizi dan kesehatan ibu anak.
#PenurunanStunting #Makasar #NTBMajuMelaju #NTBSehatdanCerdas #PemprovNTB #DinasKesehatan #DinKesProvNTB #DinkesNTB #SahabatSehat #HumasSehat #SalamSehat