Diagnosis dan Tata Laksana Difteri

Deskripsi klinis kasus difteri adalah penyakit yang ditandai dengan laringitis atau faringitis atau tonsilitis, dan membran adheren (tidak mudah lepas) pada tonsil, faring dan/atau hidung.

Kriteria laboratorium untuk diagnosis difteri:

Isolasi Corynebacterium diphteriae dari spesimen klinis, atau antibodi serum meningkat 4 kali atau lebih (hanya bila kedua sampel serum diperoleh sebelum pemberian toxoid difteri atau antitoxin).

Klasifikasi kasus difteri

Kasus probable difteri adalah kasus yang memenuhi deskripsi klinis difteri

Kasus konfirmasi difteri adalah kasus probable difteri yang dipastikan melalui pemeriksaan laboratorium atau berhubungan secara epidemiologi dengan kasus terkonfirmasi laboratorium.

Tata Laksana

Semua kasus yang memenuhi kriteria di atas (probable difteri) harus diperlakukan sebagai difteri sampai terbukti bukan.

Pengobatan

Tujuan pengobatan penderita difteri adalah menginaktivasi toksin yang belum terikat secepatnya,  mencegah  dan  mengusahakan  agar  penyulit  yang  terjadi  minimal, mengeliminasi C. diphtheriae untuk mencegah penularan serta mengobati infeksi penyerta dan penyulit difteri.

Umum

Pasien diisolasi sampai masa akut terlampaui dan biakan hapusan tenggorok negatif 2 kali berturut-turut  dengan  jarak  24  jam.  Pada  umumnya  pasien  tetap  diisolasi  selama  2-3 minggu. Istirahat tirah baring selama kurang lebih 2-3 minggu, pemberian cairan serta diet yang adekuat.

Panduan Lengkap Pencegahan dan Pengobatan DIFTERI :

  1. Diagnosis dan Tata Laksana Difteri(download)
  2. Tata Laksana Serta Persiapan Untuk Penanggulangan KLB Difteri(download)
  3. Teknis Pelaksaaan Outbreak Response Imunization (ORI) Difteri(download)
  4. Buku Teknis Pelaksaaan Imunisasi dalam Rangka Penanggulangan KLB Difteri(download)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *