Tim Dinkes NTB Terus Upayakan Pengendalian dan Percepatan Eliminasi Malaria di Sumbawa
Upaya pengendalian dan percepatan eliminasi malaria di Kabupaten Sumbawa dilakukan melalui koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa pada 7-9 Agustus 2024.
Tim dari Bidang P2P Dinkes NTB yang diketuai Lalu Simbawara, S.KM., M.Si., menemui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Junaedi, S.Si, M. Si, Apt., untuk menyusun strategi pengendalian malaria di Kabupaten Sumbawa yang akhirnya menghasilkan beberapa komitmen.
Komitmen tersebut di antaranya akan dilakukan advokasi secara komprehensif dengan lintas sektor di lingkup Pemda, pihak swasta yakni PT. SJR selaku pengelola tambang di wilayah Sumbawa juga akan dilibatkan dalam upaya pengendalian dan percepatan eliminasi malaria serta meningkatkan komunikasi dengan relawan dari luar dalam upaya dukungan eliminasi malaria di Kabupaten Sumbawa.
Selain itu, kegiatan penyelidikan epidemiologi kasus malaria berupa PE 1-2-5 dan follow up tatalaksana malaria juga dilakukan di Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa yang merupakan kecamatan dengan nol (0) kasus malaria dalam 10 tahun terakhir. Akan tetapi pada bulan Agustus ini terdapat satu kasus terkonfirmasi positif malaria di kecamatan tersebut.
Tim Dinas Kesehatan Provinsi NTB bersama perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Sri Hendra Susanti, melakukan konfirmasi ke Puskesmas Plampang. Bersama Kepala Puskesmas dan Dokter Puskesmas serta pengelola program malaria dan petugas ATLM, tim melakukan screening yang fokus pada masyarakat di sekitar wilayah terjadinya kasus tersebut.
Saat screening, masyarakat dikumpulkan di aula dusun. Diperoleh hasil bahwa seluruh sasaran terkonfirmasi negatif malaria berdasarkan pemeriksaan RDT, dan akan dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan mikroskop. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penyuluhan kesehatan.
Tim juga melakukan kunjungan rumah pada pasien malaria sekaligus melakukan follow up terhadap pengobatan malaria yang dilakukan. Diketahui, pasien telah meminum obat sesuai dengan standar pengobatan dan dilakukan pemeriksaan oleh dokter setempat. Pemeriksaan lanjutan akan dilakukan pada hari ke 14 dan hari ke 28 setelah pengobatan untuk memastikan bahwa pasien dinyatakan sembuh.
Survei vektor yang juga dilakukan di sekitar rumah pasien menunjukkan tidak ditemukannya tempat perindukan nyamuk Anopheles penyebab malaria. Nantinya, survei vektor juga akan dilanjutkan oleh petugas puskesmas dan petugas puskesmas pembantu di tempat kerja pasien yaitu di ladang.
Terakhir, tim Dinkes membagikan kelambu pada pasien dan masyarakat yang sekiranya akan beraktivitas di daerah berisiko yakni di ladang untuk mengurangi risiko terkena malaria