Workshop: Fotografi Dasar Bapelkes Provinsi NTB

Workshop: Fotografi Dasar Bapelkes Provinsi NTB

Oleh: H. Mulyadi Fadjar, S.Kp., M.Kes.,
Widyaiswara Ahli Muda Bapelkes Provinsi NTB

Bapelkes Provinsi NTB, dengan Visi: Terwujudnya Pengembangan SDM Kesehatan yang Profesional, Paripurna dan Berdaya Saing, senantiasa berbenah dan berupaya meningkatan kemampuan kerjanya secara berkesinambungan dan profesional. Memberikan kesempatan pada setiap personal yang ada di Bapelkes untuk selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. 

Bapelkes Provinsi NTB, dengan Visi: Terwujudnya Pengembangan SDM Kesehatan yang Profesional, Paripurna dan Berdaya Saing, senantiasa berbenah dan berupaya meningkatan kemampuan kerjanya secara berkesinambungan dan profesional. Memberikan kesempatan pada setiap personal yang ada di Bapelkes untuk selalu berusaha meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. 

Dokumentasi dalam setiap pelatihan yang diselenggarakan dan diampu oleh Bapelkes Provinsi NTB merupakan salah satu kegiatan penunjang yang “penting”.  

Penjelasan foto dokumentasi dalam kategori fotografi memiliki pengertian sendiri yang ruang lingkupnya lebih sempit atau bersifat personal. Misalnya, kegiatan pribadi dan keluarga. Namun, foto dokumentasi dalam konteks yang luas memiliki pengertian bahwa semua foto yang merekam fakta dan menjadi bagian sejarah pada akhirnya juga merupakan foto dokumentasi. Sebab, semua foto akan menjadi dokumen. Pemahaman tersebut membuat foto dokumentasi memiliki batasan yang lebih luas. Foto dokumentasi tidak merujuk pada foto acara atau kepentingan pribadi. Jadi, foto jurnalistik pun menjadi bagian dari foto dokumentasi.  Foto terencana dalam setiap kegiatan yang ada, menjadikan  keharusan untuk memberikan perhatian dan pertimbangan terhadap subjek atau fenomena yang akan difoto. Jadi harus menentukan faktor potensial sebagai bahan penunjang. Siapa pun punya kesempatan yang sama untuk membuat foto jurnalistik, bisa dipotret oleh fotografer amatir atau seorang yang kebetulan membawa kamera. Apalagi, foto jurnalistik yang bersifat daily life atau general news, mampu membuka wawasan dengan melihat kehidupan. Foto yang dihasilkan bisa bercerita tentang manusia, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Fotografi Dokumentasi dapat diklasifikasikan sebagai sebuah karya foto yang mengabadikan suatu peristiwa dalam sebuah kegiatan.

Hari ini, Selasa, 11 Pebruari 2020, Bapelkes Provinsi NTB kembali memfasilitasi diri dalam upaya meningkatkan kemampuan dokumentasi foto. Menghadirkan narasumber tunggal, dokter umum muda berbakat, seorang fotografer millenial dengan seabrek hobi lain yang digelutinya, dialah dr. Bagus. Dalam kesempatan ini Bagus, panggilan akrab dr. Bagus akan berbagi ilmu dan pengalamannya yang dikemas dalam acara workshop dengan tema sederhana, TIPS DASAR FOTOGRAFI DOKUMENTASI KEGIATAN. Dengan pakaian dan gayanya yang santai, di ruang kelas, di depan pejabat dan karyawan Bapelkes Provinsi NTB, Bagus memaparkan materinya. Dalam kegiatan pengambilan foto tidak cukup hanya menguasai teknik fotografi. Memahami fotografi harus integral, diperlukan kemampuan visual artistik, pemahaman lighting yang bak dan pengertian mengenai esensi foto. Fotografer juga harus menerjemahkan makna dalam konteks substansi sebuah foto. Tujuannya, foto itu tidak hanya menyenangkan mata yang memandang. Sebab, warna dan bentuk geometrisnya menarik. Tapi, foto itu juga punya makna yang menyentuh hati dan perasaan orang yang melihat. Pada dasarnya, fotografi dokumentasi tidak memerlukan teknik-teknik yang rumit seperti kategori fotografi lainnya. Cukup memanfaatkan kamera atau Hp yang dimiliki yang diarahkan pada obyek, fotografi dokumentasi pun jadi. Seorang fotografer harus tiba di lokasi lebih awal untuk identifikasi lokasi, mengenal ruangan dan mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan. 

Selanjutnya, dalam sesi berikutnya Bagus memberikan kesempatan peserta workshop untuk mendiskusikan hal-hal yang masih perlu diperjelas dan mempraktikkan tehnik pengambilan foto dan melakukan editing pada foto yang dihasilkan. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh peserta workshop, khususnya bagi mereka yang berperan langsung dalam setiap kegiatan dan pelatihan di Bapelkes Provinsi NTB. Mendiskusikan dan mempraktikkan secara langsung terkait pengalaman, kendala dan berbagai permasalah dalam setiap pengambilan foto, editing dan pendokumentasian hasil. Kepala Tata Usaha Bapelkes, Munawir Ansari secara antusias mulai mengidentifikasi kebutuhan yang berhubungan dengan pendokumentasian foto, mulai dari Bahan, Alat dan sarana penunjang dalam dokumentasi foto dan video untuk mendapatkan solusi dan hasil terbaik di masa yang akan datang, terutama dalam persiapan Bapelkes Provinsi NTB untuk menjadi Bapelkes Nasional.

Sebagai penutup Bagus memberikan rangkumannya, antara lain: 1) Ketahui semua tentang kegiatan yang akan didokumentasikan, 2) Persiapkan alat sesuai dengan kondisi kegiatan, 3) Abadikan setiap momen penting, 4) Momen pendukung sebagai pelengkap, 5) Manajemen Backup Data dan 6) Checklist semua momen yang diambil. 

#Motto Bapelkes: Profesional, Inovatif, Solid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *