Mantap.. 3000 Vaksinator Terlatih Siap Tuntaskan Vaksinasi di NTB

Dinas Kesehatan Provinsi NTB kembali menyelenggarakan Pelatihan Vaksinator sebagai upaya persiapan membentuk tenaga kesehatan yang cakap dalam pemutusan rantai penularan COVID-19 dan untuk memberikan keterampilan petugas kesehatan dalam memberikan vaksinasi.  Sehingga melalui pelatihan vaksinator ini, tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan diharapkan mampu melaksanakan pelayanan vaksinasi Covid-19 dengan optimal.

Pelatihan vaksinator ini merupakan kelanjutan dari pelatihan Tahap III Gelombang I pada tanggal 26 – 29 April 2021, Gelombang II pada tanggal 3 – 6 Mei 2021 dan Gelombang III ini terdiri pada tanggal 7 – 10 Juni 2021 terdari dua angkatan yaitu Angkatan IV sejumlah 136 peserta yang berasal dari Kabupaten Dompu, Bima dan Kota Bima dan Angkatan V sejumlah 175 peserta dari Kabupaten Lombok Timur dari seluruh rumah sakit, puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya baik pemerintah maupun swasta dengan kriteria tenaga dokter/perawat/Bidan atau tenaga kesehatan/pengelola program yang belum pernah ikut pelatihan/workshop vaksinator Covid-19.

Pelatihan dilaksanakan secara full online dengan aplikasi zoom meeting yang dilengkapi dengan google classroom sebagai wadah peserta dalam mengumpulkan penugasan-penugasan serta dokumen lain yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

Narasumber dalam Pelatihan ini  adalah  Kepala Bapelkes Provinsi NTB, Kepala Bidang P2P, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi, Imunisasi dan Kesehatan Bencana Dinas Kesehatan Provinsi NTB, KOMNAS KIPI dan KOMDA KIPI NTB, Widyaiswara Bapelkes Provinsi NTB serta Fasilitator Provinsi dan Kab/Kota yang telah mengikuti TOT pelatihan ini.

Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS, pada hari Senin, 7 Juni 2021.

Dalam sambutanya beliau menyampaikan bahwa perkembangan kasus Covid-19 masih menjadi perhatian kita semua. Pasca libur lebaran, secara nasional, kasus Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia melonjak. Hal itu terlihat dari munculnya perubahan pada peta sebaran kasus Covid-19 di laman covid19. Berdasarkan data Satgas Covid-19, terdapat 13 zona merah pada pekan ini, yang sebelumnya hanya 10 daerah.Pekan ini didominasi oleh daerah di Sumatera, yakni provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Riau, Bengkulu, dan Jambi. “Alhamdulillah, daerah kita, provinsi NTB masih berada pada zona kuning (resiko rendah) sampai oranye (resiko sedang)” ungkap beliau.

Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa seiring dengan pertambahan kasus setiap saat, maka pemerintah provinsi NTB dan Kab/Kota se-NTB telah menggencarkan pelaksanaan vaksinasi covid-19.  Sampai tanggal 2 Juni 2021, sebanyak 224.530 orang warga NTB sudah menerima vaksin Covid-19 tahap I dan 163.155 orang tahap II.  Persentase cakupan vaksinasi cukup tinggi, yaitu 200 % untuk tahap I dan 145,4 % untuk tahap II.  Hal ini mengindikasikan bahwa kesadaran masyarakat untuk menerima vaksinasi ini sangat tinggi.

Lebih lanjut beliau mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap perkembangan Covid-19 di NTB.  “ Meskipun cakupan vaksinasi di NTB cukup tinggi, jangan membuat kita lalai atau tidak waspada, karena virusnya masih menular, masih ada, dan kita harus tetap menjaga protocol kesehatan dimanapun berada” ungkap beliau.

Beliau juga menyampaikan bahwa vaksinator memegang peranan penting dalam percepatan vaksinasi. Apalagi jumlah sasaran vaksin akan semakin banyak. Sampai saat ini, jumlah tenaga kesehatan yang sudah kita latih melalui pelatihan maupun workshop berjumlah sekitar 2.700 orang, dan melalui pelatihan Angkatan 4 dan 5 ini kita akan menuntaskan target penyediaan tenaga vaksinator sebanyak 3000 orang di seluruh NTB. Dengan tersedianya tenaga vaksinator yang memadai, saya harapkan proses vaksinasi covid-19 ke depan akan berjalan sesuai target dan rencana kita bersama.

Terakhir beliau mengucapkan terimakasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Pimpinan RSU, Klinik,Bapelkes Provinsi NTB, dan para fasilitator, atas kerjasama, dukungan, dan fasilitasi; sehingga pelatihan ini terselenggara dengan baik.

Sebanyak 30 ASN Ikuti Pelatihan Jafung Adminkes Angkatan II

Administrator Kesehatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan analisis kebijakan di bidang administrasi pelayanan, perijinan, akreditasi dan sertifikasi program-program pembangunan kesehatan.

Guna meningkatkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan maka untuk kedua kalinya IAKMI Provinsi NTB bekerja sama dengan Bapelkes Provinsi NTB, menyelenggarakan Pelatihan Jabatan Fungsional Administrator Kesehatan dan dilaksanakan secara virtual online/daring melalui zoom meeting mulai tanggal 2 – 16 Juni 2021.

Pelatihan Jafung Adminkes ini merupakan Angkatan II dari 3 angkatan yang direncanakan. Pelatihan telah dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. H.L. Hamzi Fikri, MM, MARS, pada Rabu 2 Juni 2021.

Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa dengan adanya kebijakan pemerintah untuk menyederhanakan birokrasi agar terwujud birokrasi yang dinamis, lincah, dan professional dalam upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja pemerintah kepada publik, maka keberadaan pajabat fungsional akan menjadi sangat penting. Dari 30 Jabatan Fungsional kesehatan yang ada, jabatan fungsional Administrator kesehatan, nampaknya banyak diminati oleh tenaga kesehatan yang bertugas di Dinas Kesehatan Kab/Kota, di RS maupun di Puskesmas.

Selanjutnya beliau menyampaikan dengan keterbatasan jumlah pejabat fungsional serta belum adanya perangkat pendukung seperti keberadaan organisasi profesinya serta tim penilai, diharapkan setelah pelatihan ini dapat segera dilakukan advokasi kepada pemerintah Kabupaten/Kota setempat untuk mengakomodir tenaga adminkes melalui penyediaan formasi, pembentukan Organisasi Profesi PAKESI (Persatuan Adminkes Seluruh Indonesia) dan kemudian diikuti dengan penetapan Tim Penilai di tingkat provinsi.

Pada kesempatan yang sama Kepala Bapelkes Provinsi NTB H. Ali Wardana, SKM, M.Si., dalam laporannya menyampaikan bahwa dalam bulan Juni-Juli 2021 ini dilaksanakan 2 angkatan pelatihan Jafung Adminkes, untuk Angkatan II dilaksanakan tangggl 2 s/d 16 Juni 2021 sedangkan Angkatan III akan dilaksanakan tanggal 23 Juni s/d 7 Juli 2021. Jumlah peserta masing-masing angkatan 30 orang, yang berasa dari Dinas Kesehatan Kab/Kota, RS dan puskesmas se-NTB. Bahkan untuk Angkatan III, terdapat peserta dari Provinsi NTT. 

Sebagai narasumber pada pelatihan ini berasal dari Pusat Analisis dan Determinan Kesehatan Kemkes RI, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kesehatan Provinsi NTB, BKD dan DPMPTSP Provinsi NTB, Dinas Kesehatan dan DPMPTSP Kabupaten Lombok Barat, IAKMI Provinsi NTB dan Widyaiswara Bapelkes Provinsi NTB.

Pentingnya Energizer Pada Pelatihan Daring

Nani Fitriani, S.Pd, MPH (Widyaiswara pada Bapelkes Provinsi NTB)

Pada masa pandemic Covid-19 saat ini, sangat diperlukan kehati-hatian dan harus mematuhi protokol Kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilisasi. Hal ini membuat kegiatan belajar mengajar tidak bisa dilakukan seperti biasa. Pertemuan tatap muka di kelas dialihkan menjadi tatap muka secara virtual. Perkembangan teknologi memungkinkan metode pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan berbagai aplikasi video conference yang tersedia saat ini.

Pada kegiatan belajar mengajar, energizer merupakan salah satu teknik yang sangat diperlukan untuk memecahkan kebekuan, kejenuhan, menumbuhkan focus, dan motivasi peserta. Jika peserta focus pada apa yang disampaikan fasilitator/ pemateri, maka peserta akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Energizer juga sering digunakan sebagai peralihan situasi dari yang membosankan, mengantuk, menjenuhkan, dan tegang menjadi rileks, bersemangat, tidak mengantuk dan menumbuhkan rasa senang melihat/ mendengarkan fasilitator/ pemateri memberikan materi.

Dapt dibayangkan jika seseorang mengikuti pelatihan secara daring yang dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 15.00 setiap hari, tanpa ada energizer di sela-sela waktu belajar mengajar, maka peserta akan merasa jenuh, tidak rileks, kurang bersemangat, dll. Setiap peserta juga memiliki ketertarikan dan motivasi yang berbeda-beda mengikuti pelatihan. Ada peserta yang mengikuti pelatihan dengan motivasi kuat, sehingga lebih bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar dan menjadi lebih mudah memahami apa yang disampaikan fasilitator. Tidak demikian halnya dengan peserta yang mengikuti pelatihan hanya sekedar melaksanakan tugas yang diberikan pimpinannya, atau hanya sekedar berkumpul dengan teman-teman, bahkan ada yang mengikuti pelatihan dengan terpaksa.

Sebenarnya tujuan energizer pada suatu kegiatan belajar mengajar adalah mengarahkan otak agar berada pada kondisi gelombang alfa, membangun kembali suasana belajar agar serius, santai dan menyenangkan, serta menjaga stabilitas kondisi psikis maupun fisik peserta (peserta senantiasa segar dan nyaman dalam menyerap informasi). Memperhatikan begitu strategisnya energizer dalam sebuah kegiatan belajar mengajar adalah pelatihan diperlukan suatu strategi untuk menghilangkan kejenuhan dan menarik perhatian peserta. Jika fasilitator bisa “menghipnotis” peserta, maka kegiatan belajar mengajar  akan terasa tidak membosankan. Macam-macam energizer yang biasa dilakukan pada kegiatan belajar mengajar secara daring adalah tepuk tangan, menyanyi, senam otak, kuis-kuis, bercerita, video motivasi, dll.

Demikian, tulisan singkat mengenai pentingnya energizer pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Semoga bermanfaat bagi kita semua..Aamiin.